Sambil menyeka keringat yang mengucur di dahinya, Ibu Rahmah (Bukan nama sebenarnya) dengan tekun menyapu trotoar sebuah jalan raya. Tampak beban hidup yang sangat berat menggelayuti pundaknya yang kurus.
Tak terasa air mata menggenangi pelupuk matanya saat teringat bahwa hari ini dia harus membayar uang sekolah anaknya yang sudah menunggak beberapa bulan. Tapi bagaimana mau membayar, sudah sejak tadi malam belum sebutir nasipun mengisi perutnya dan anak-anaknya.
Ibu Rahmah ditinggal mati suaminya dalam sebuah kecelakaan sehingga dialah yang harus menghidupi dua anaknya yang masih kecil dengan menjadi petugas kebersihan. Gaji harian yang diterima sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Disetiap ayunan sapunya, dia berdoa kepada Allah agar selalu dikuatkan dari keinginan untuk meminta-minta dan godaan untuk mencuri. Sungguh sebuah kemuliaan diri yang patut dipuji.
Tenggelam dengan pekerjaannya, Ibu Rahmah tidak menyadari saat sebuah mobil mewah berhenti didekatnya. Turun seorang wanita muda berkerudung menghampirinya dan memberikan sebuah amplop warna putih pada Ibu Rahmah sambil berkata ;"Maaf Ibu, mohon diterima sedikit rezeki ini, mudah-mudahan dapat berguna buat Ibu."
Wanita muda itu bergegas pergi tanpa menoleh lagi meninggalkan Ibu Rahmah yang tertegun belum sempat berterima kasih.
Dengan tangan bergetar, Ibu Rahmah membuka amplop berwarna putih itu yang ternyata berisi beberapa lembar uang seratus ribuan.
Tangis Ibu Rahmah meledak... Terbayang dia bisa membayar uang sekolah anaknya, dia bisa membeli beras untuk dimasak dan membayar hutang di warung depan rumah.Hanya do'a yang diucapkannya berulang-ulang kepada Allah, memohon agar Allah menambahkan rezeki kepada wanita muda yang tak dikenalnya itu.
Ibu Rahmah larut dalam tangis do'a, terduduk di pinggir trotoar jalan tanpa menghiraukan tatapan mata heran para pejalan kaki yang lalu lalang..
**********
Kita dapat merasakan kebahagiaan yang dirasakan Ibu Rahmah bukan.? Tapi kita tidak tahu persis kebahagiaan apa yang dirasakan wanita muda misterius tadi.
Penasaran.? Ingin mencoba.?Kita dapat menjadi seperti wanita muda itu. Sangat banyak di pinggir jalan kita temui mereka yang tekun bekerja dan menjaga diri dari mengemis, memilih menjadi tukang sapu jalan, tukang parkir, tukang ojek, menjual es lilin atau apapun.
Berikanlah sedekah kita kepada mereka, tidak perlu berpikir lagi dan menengok ke belakang setelah memberikan. Mari kita bayangkan kalau sedekah yang kita berikan sama membantunya seperti sedekah yang diterima Ibu Rahmah.
Sangat bagus kalau bisa dalam jumlah besar, tapi kalau tidak sanggup, Rp.50.000,- sudah sangat membantu. Bukankah uang sebesar Rp.50.000,- itu bisa kita batalkan dari tiket nonton di bioskop, mengurungkan makan di Restoran Fast Food, mengundur beli CD Artis Favorit kita.?
Bayangkan, ada 120.000 lebih anggota group yang membantu 120.000 lebih "Ibu Rahmah" dan selalulah ingat, kebahagiaan tertinggi adalah "Kebahagiaan Spiritual" yaitu pada saat memberi, bukan pada saat menerima.
"Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".( Q.S.At Taubah.121 )
Selamat Bersedekah....
====
Tulisan ini dimuat dalam Buku "Ternyata Sedekah Nggak Harus Ikhlas" Terbitan Gramedia Group
No comments:
Post a Comment