Thursday, January 20, 2011

Kiat Mengatasi Trauma


By: M. Agus Syafii
Pernah ada seorang bapak separuh baya datang ke Rumah Amalia mengeluh karena kegelisahannya sudah membuatnya tidak bisa tidur, cemas & selalu berkeringat dingin. ia ingin menangis tanpa sebab, ketakutan yang tidak jelas apa yang telah membuatnya takut.  ketika memaksakan dirinya kerja, kepalanya sakit dan pengennya rebahan sampai oleh atasannya diberikan cuti untuk beristirahat. Ia merasakan kekosongan dalam jiwa, perasaan takut kehilangan dan takut mati seringkali muncul tiba-tiba. Semua proses yang dirasakan secara sadar bahkan dirinya bertanya, 'kenapa saya jadi seperti ini ya Mas Agus?' Sejak seminggu yang lalu ia sukar tidur, meski sudah mengantuk, mata tidak dapat dipejamkan. Setiap berangkat kantor tubuhnya terasa sakit semua. dadanya terasa nyeri. Dipagi hari ia mengalami 'bad mood'. Sekalipun dikantor banyak orang, ia merasa takut bertemu orang banyak, Suatu ketika diajak istrinya untuk kondangan, tiba-tiba ia merasa takut bertemu dengan banyak orang. Sampai harus meninggalkan istrinya kondangan sendirian.

Ternyata setelah ditanya kenapa hal itu bisa terjadi, ia menceritakan bahwa lima tahun yang lalu ia mengalami kecelakaan mobil. Kecelakaan itulah yang menyebabkan trauma berkepanjangan. Ketika trauma itu tersimpan rapi tidak ada orang yang bisa membantunya untuk mengeluarkan perasaan ketakutan pada saat itu. Tidak ada yang memberikan jalan keluar untuk memahami apa yang terjadi dan harus apa yang dilakukan untuk memahaminya. Semua orang beranggapan trauma itu sudah selesai karena ia sudah menunjukkan sudah tenang, sudah bisa tertawa dan bisa ngobrol santai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa trauma itu masih tersimpan dalam ingatannya. Dan sekarang trauma itu muncul kembali. Ia menangis tanpa sebab, tiba-tiba dirinya merasa kosong, pernah seolah ada yang membisikkan untuk berlari ditengah jalan rayanya. kemampuan diluar kesadarannya itulah yang mulai mengontrol dirinya. cara berpikir dan emosinya. 

Trauma adalah peristiwa yang menakutkan, menyedihkan dan mengkhawatirkan, atau kejengkelan yang sangat luar biasa. Pada saat peristiwa itu terjadi sadar dirinya tidak memahami apa yang sedang terjadi atau ketidakmampuannya untuk menerima sebuah realitas seperti kehilangan orang yang dicintai atau karena perpisahan. Proses ketidakpahaman dan penolakan inilah yang membuat ketakutan-ketakutan terus berkembang sehingga reaksi akut berupa kecemasan, tenang, bayang-bayang masa lalu terus datang menghantui. Kalau sudah seperti itu yang yang paling penting dilakukan adalah perasaan menerima apa yang telah terjadi dan mensyukurinya kehidupan sebagai sebuah anugerah dari Allah akan mampu meredakan traumanya. Gunakan dzikir dengan menyebut Asma Allah untuk mengeluarkan semua perasaan yang tidak dapat dipahaminya itu. Berdzikir dengan menyebut dengan menyebut Asma Allah dalam beberapa hari ada perasaan tidaknyaman namun proses akan berlangsung sampai menuju ketenangan hati. Selanjutnya jadikanlah dzikir dengan menyebut Asma Allah sebagai kegiatan yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari agar trauma tidak muncul kembali.

'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.' (QS. ar-Raad : 28).

Wassalam,
M. Agus Syafii
http://agussyafii.blogspot.com/

No comments: