Thursday, December 27, 2012

[muhibbun_naqsybandi] MSH: Karena Cinta

Assalamu 'alaykum,


Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
Masjid Yuba City, 1-11-2003

Karena Cinta

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

[Massa berteriak saat menyambut Syekh, "Allahu Akbar! Ya Rasulallah SAW! ]

As-salaam `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Saya merasa mendapat kehormatan berada di sini menyampaikan presentasi yang mungkin bukan sesuatu yang baru, namun setidaknya dapat menyegarkan ingatan kita. Senang rasanya melihat seorang pendeta Yahudi (rabbi) hadir di sini dan begitu pula dengan masyarakat dari berbagai agama. Kita selalu mencoba membangun jembatan agar dunia menjadi penuh dengan kedamaian. Segala sesuatu di dunia ini dibangun berdasarkan cinta. Jika tidak ada cinta, tidak ada apa pun, karena segala yang hidup terjadi karena cinta. Saat manusia mencintai satu sama lain, ada buah dari cinta mereka.

Kebanyakan kalian di sini adalah para petani. Kadang-kadang ketika saya membeli sebuah pohon, mereka meminta saya untuk membeli 2. Kata mereka, "Anda butuh jantan dan betina, jika mereka tidak berdekatan, mereka tidak akan menghasilkan buah." Begitu pun dengan hewan.

Jika cinta menjadi poin utama di dunia ini, segala sesuatu pasti akan seimbang. Segala sesuatu di dunia ini berasal dari cinta. Untuk mencapai hidup yang seimbang, kalian harus memiliki cinta.
Yahudi mencintai Musa AS, mereka mengikuti ajarannya. Orang Kristen mencintai Yesus AS. Muslim mencintai Muhammad SAW, dan mereka mengikutinya. Inilah keimanan kita. Karena cinta, kita membangun komunitas-komunitas. Dengan cinta, kita membangun diri dan kehidupan abadi kita kelak.

Tanpa cinta, kita akan menjadi bingung. Kita ciptakan peperangan, pertengkaran dan kriminalitas. Untuk apa kita hidup selama 60-70 tahun lalu meninggal? Allah SWT tidak mengirim kita ke dunia untuk berkelahi. Kita juga tidak membawa apa pun bersama kita kelak. Kalian diletakkan di lubang kubur lalu orang menutupnya. Apa yang tertinggal setelah itu? Jika mereka menyayangi kalian semasa kalian hidup, maka mereka akan mendoakan. Jika mereka tidak suka, maka mereka akan mencaci kalian. Hanya itu. Tidak ada jalan lain.

Hanya ada 2 cara: jika kalian sayang pada mereka yang baik, kalian akan sukses. Jika kalian cinta pada cara-cara Iblis, kalian akan kalah. Para penganut agama ada yang baik dan ada yang buruk. Kita berharap mereka yang buruk suatu saat akan menuju kebaikan.

Allah SWT berfirman, "Ya Ayyuhal-ladziina aamanuu Athi`ullaha wa athi`ur-rasuula wa ulil-amri minkum" – "Hai orang-orang yang beriman, patuhi Allah SWT, patuhilah Rasul dan mereka yang mempunyai wewenang di antara kalian." [4:59].

Sebagai contoh, bila kalian tidak patuh pada polisi lalu lintas, apa jadinya kalau kalian parkir di tempat yang dilarang, maka kalian harus membayar tilang. Itulah yang dimaksud Allah SWT, "Patuhi polisi, patuhi hukum negaramu, patuhi ajaran nabi, dan patuhi Aku."

Dia tidak mengatakan, "Abaikan semua orang." Karena bila di dunia ini kita mengabaikan hukum, kita akan masuk penjara. Jadi mengapa kita mengabaikan Allah SWT dan nabi-Nya?
"Man yuthi`i ar-Rasul faqad atha` Allaha" – Barang siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah SWT. [4.80]

Dan Nabi SAW mengatakan tentang tingkat kedua dari Islam, yaitu: "An tu'minu billahi wa malaa'ikatihi wa kutubihi wa rasulihi wa bil yawm il-akhiri wa bil-qadri khayrihi was syarrihi min Allah." Untuk beriman pada Tuhan, malaikat-malikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, hari kiamat dan takdir-Nya.

Karena berhubungan dengan surgawi, mereka pun disusun dalam urutan: pertama percaya pada Tuhan, lalu malaikat-malaikat-Nya, lalu percaya pada kitab suci-Nya, dan seterusnya.

Lihatlah tiap kata-kata -- percaya pada malaikat-malaikat-Nya disebut sebelum utusan-utusan-Nya. Dia menjaga urutan, disiplin dan prinsip. Setelah malaikat-malaikat, Dia katakan kitab-kitab-Nya (bukan satu kitab saja), artinya kitab suci Taurat, Injil, Zabur dan kitab suci lain yang datang sebelumnya. Dia jaga semuanya. Maka kalian tidak boleh melompati urutan. Islam mengajarkan disiplin dengan cara yang indah.

Mereka yang mengatakan bahwa tidak ada hierarki dalam Islam, itu karena mereka ingin langsung melompat menjadi bos, pimpinan. Mereka mengikuti ideologi yang berkembang di sekitar kita, sekte baru, agama baru yang dibuat oleh kaum Wahhabi.

Islam tidak mengajarkan kita agar menabrakkan pesawat kita pada gedung dan membunuh orang-orang. Itu bukan Islam, bahkan bukan manusia. Lupakan tentang agama, karena itu tidak manusiawi.

Mereka merusak citra muslim dan Islam. Kini kita harus membela Islam! Mengapa saya harus membela Islam? Karena Islam membela saya. Sayyidina Muhammad SAW membela saya. Saya tidak membela agamanya dan sifat-sifatnya. Saat ini banyak orang-orang datang dan menyerang Nabi SAW, lalu beberapa muslim membela beliau. Beliau tidak membutuhkan pembela. Allah SWT yang akan membela beliau! Wallahu ya`shimuka min an-naas... Allah SWT memelihara kamu dari (gangguan) manusia… [5:67].

Saat Nabi SAW membawa pesan agama Islam, saudara-saudara terdekatnya melawan beliau. Pamannya tidak percaya pada beliau. Namun beliau tetap diam. Selama 13 tahun di Mekkah, Nabi SAW tidak pernah mengeluarkan pedangnya.

Kata orang, Islam agama yang kasar, padahal Nabi SAW tidak pernah mengeluarkan pedang, kecuali untuk membela diri. Nabi SAW bukan seorang prajurit. Beliau tidak pernah berkelahi. Saya membaca brosur hari ini yang mengatakan bahwa Nabi SAW adalah seorang prajurit. Salah! Itu berasal dari mental kaum Wahhabi, Allah SWT cukup bagi beliau, Allah SWT mendukung beliau.

Mereka mendatangi Nabi SAW dan berkata, "Akan kami berikan apa pun yang kamu minta. Berhentilah menyebarkan Islam." Nabi SAW menjawab, "Walaupun kalian letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku, aku tidak akan berhenti. Aku tidak mengejar posisi, uang atau ketenaran. Aku mengejar firman."

Ada banyak tempat di atas bumi ini. Pergilah ke samudra sana. Jangan berkelahi di atas daratan. Pergi ke lautan dan peranglah sesuka kalian sampai asin! Jangan menghancurkan bumi dan merusak air tanah.

Saya akan bercerita tentang salah satu sahabat Nabi SAW, Salman al-Farsi RA. Ayahnya adalah penganut Zoroaster (penyembah api-penerj.). Beliau tinggal di Persia - sekarang disebut Iran. Usianya panjang, mungkin 140 tahun, namun ada yang mengatakan lebih. Saat itu beliau sedang mencari kebenaran. Beliau dibesarkan sesuai ajaran Zoroaster. Namun saat orang tuanya meninggal, beliau mulai menjelajah dari satu agama ke agama yang lain.

Bukan berarti agama lain salah, namun beliau menginginkan sesuatu. Jika seseorang mencintai sesuatu, hatinya akan selalu terhubung dengannya. Salman RA bercerita tentang hal ini (pada sebuah hadits). Nabi SAW meminta Salman RA untuk menceritakan hal ini pada para sahabat.
Beliau menuturkan,

Aku sadar, bahwa hatiku belum merasakan kepuasan, maka aku pun mencari sesuatu yang lebih. Pertama aku menemui seorang pendeta Yahudi. Kukatakan padanya, "Aku sedang mencari kebenaran." Jawab sang rabbi, "Anakku, engkau masih muda. Aku dapat mengajarimu." Aku ingin belajar pada dia, karena kulihat dia sangat alim dan terpelajar. Sang rabbi menerimaku dengan syarat bahwa aku harus menolong segala kebutuhannya, karena dia sudah lanjut usia. Maka akupun hidup bersama orang itu, melayani dia dan dia mengajari aku. Aku bekerja untuknya.

Saat dia akan meninggal, aku bertanya, "Ke mana aku harus pergi? Apa yang harus kulakukan?" Jawabnya, "Tidak ada lagi kebenaran di negara ini. Akan kukirim kau ke Irak, ada seorang temanku di sana."

Kemudian aku menempuh jarak yang jauh menuju Irak, butuh waktu berbulan-bulan, sampai aku menemukan orang yang dimaksud guruku. Dia menerima permintaanku untuk melayaninya. Dia mengajariku banyak hal. Aku mencintainya seperti aku mencintai ayah dan ibuku. Dia berhati murni dan sangat baik.

Tiba saat dia akan meninggal dunia, aku tanyakan padanya, "Apa yang harus kulakukan?" Jawab rabbi, "Pergilah ke Syam. Ada seorang beriman di sana yang akan mengajarimu." Aku pun pergi menemuinya, belajar. Sampai waktunya dia meninggal dunia, aku tanyakan padanya, "Apa yang harus kulakukan?" Jawabnya, "Aku tidak tahu guru-guru lain. Namun menurut kitab-kitab yang aku miliki, disebutkan tentang seorang Nabi yang akan datang. Beliau akan hidup di antara dua gunung hitam dan pepohonan kurma. Pergilah, engkau akan bertemu beliau di sana."

Sekarang aku telah melewatkan 50-60 tahun melayani dari satu guru ke guru lainnya, namun ke mana lagi aku harus pergi? Guru itu menyebutkan tanah Arab, namun Arab yang mana?

Aku menunggu dan terus menunggu. Guruku telah meninggal dan aku memelihara kawanan domba dan unta. Aku sudah punya sebuah rumah dan modal. Saat itu ada sebuah karavan yang akan pergi menuju tanah Arab, aku memohon agar bisa ikut mereka. Mereka berkata, "Kami minta biaya." Jawabku, "Ambil semua unta, domba dan kambingku." Mereka menerimanya. Namun di tengah jalan mereka berubah menjadi kawanan Iblis. Mereka menjualku pada seseorang sebagai budak. Aku melayani tuanku dengan sabar sebagai seorang budak.

Saat seseorang sedang jatuh cinta, dia melakukan segalanya dengan tulus. Itulah yang rabbi dan semua keyakinan ajarkan, yaitu untuk melayani Tuhannya. Salman RA sedang menuju jalan kebenaran, maka hanya kebaikan yang ada di hatinya. Dia ingin menjadi seseorang yang berguna bagi komunitasnya. Itulah yang dia yakini. Dia terima takdirnya sebagai seorang budak dan setia pada mereka yang dia layani.

Salman RA mengatakan, "Apa pun yang disuruh majikan, aku patuhi. Aku tahu, itulah takdirku. Aku bekerja padanya selama beberapa tahun, namun hatiku tetap membara untuk pergi ke tanah Arab untuk bertemu dengan Nabi yang disebutkan oleh guruku.

Setelah beberapa tahun bekerja, suatu hari ada sebuah karavan yang berkunjung. Pemiliknya adalah teman majikanku, dia sangat menyukai aku. Dimintanya aku untuk menjadi budaknya dengan cara membeli dari majikanku. Setelah disetujui, akhirnya aku berganti majikan. Kami bepergian berbulan-bulan sampai akhirnya tiba di sebuah kota kecil di mana kulihat pegunungan hitam dan pohon-pohon kurma.

Aku berkata pada diri sendiri, "Akhirnya kutemui sesuatu yang membuatku puas." Itulah hal yang memuaskan dia. Jika kalian puas akan sesuatu, maka terserah kalian untuk menerimanya atau tidak.

Allah SWT berfirman, "Tidak ada paksaan dalam agama." [2:256] Kalian tidak boleh memaksa orang dalam hal apa pun. Jika dia ingin menjadi Yahudi, maka dia akan menjadi seorang Yahudi. Jika ingin menjadi Kristen, dia pun akan menjadi Kristen. Bukan kewajiban kalian untuk menggedor pintunya dan menyuruh orang menjadi muslim. Kalian bukan seorang utusan. Jika seseorang datang dan bertanya pada kalian, maka kalian jelaskan. Jika ada yang tertarik dengan Islam, kalian boleh berdiskusi dengan mereka.

Maka Sayyidina Salman al-Farsi RA sampai pada kota yang dimaksud. "Aku mulai melayani majikanku dengan mengumpulkan kurma-kurma untuknya." Aku menunggu Nabi setiap hari dengan penuh keresahan. Pekerjaanku adalah memetik kurma untuk tuanku, namun sebagian adalah milikku sendiri.

Suatu hari kudengar seorang anak kecil menyanyikan lagu, "Tala`al-badru `alayna." Aku sedang berada di Quba (sekitar 12 km dari Madinah). Kudengar Sang Nabi SAW pindah ke sini dari Mekkah, maka turunlah aku sambil membawa beberapa kurma-kurma milikku sendiri.

Guru terakhirku mengatakan akan ciri-ciri Nabi SAW, bahwa beliau berkenan memakan sesuatu dari hadiah, tetapi tidak berkenan memakan dari sedekah. Dan dia mempunyai sebuah tanda di lehernya, Khatm an-nubuwwah.

Aku pergi menuju masjid Quba. Semua sahabat sedang duduk mengelilingi Nabi SAW. Kutawarkan kurma pada beliau, "Ya Muhammad SAW! Ini kurma dariku. Aku tahu bahwa Anda dan para sahabat amat lelah. Terimalah kurma-kurma ini sebagai sedekah dariku."

Nabi SAW mengambil kurma-kurma itu dan mengatakan, "Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu." Dan beliau membagikan kurma-kurma itu pada sahabat-sahabat beliau. Aku hanya memperhatikan apa yang beliau lakukan. Beliau sama sekali tidak menyentuh kurma-kurma itu.

Dia (Salman RA) adalah seorang Zoroaster yang datang ke Madinah dari Syam lewat Mosul, asli dari Persia. Dia ingin membuktikan sendiri tanda-tanda kenabian itu. Setelah satu minggu, aku kembali lagi menemui Nabi SAW sambil membawa kurma. "Ini sebagai hadiah dariku, Ya Rasulallah SAW." Nabi SAW mengambil sebutir kurma, menciumnya dan memakannya lalu dibagikan kurma-kurma itu pada sahabat-sahabatnya.

Aku menunggu saat untuk melihat Khatm an-Nubuwwah. Aku sudah berusaha mengintip, namun malu rasanya meminta Nabi SAW untuk memperlihatkan tanda itu. Suatu saat ketika Nabi SAW menggali sebuah lubang untuk mengubur jasad seseorang, aku mengikutinya untuk melihat Khatm an-Nubuwwah milik Nabi SAW.

Lihat betapa "Nabi SAW khawatir akan keselamatan umatnya" [9:128], beliau menggali sendiri kuburan salah satu sahabatnya dan tidakkah kalian mengira bahwa beliau akan menyelamatkan kita agar masuk surga?

Saat Nabi SAW menggali, Salman RA mulai mengamati punggung beliau. Tiba-tiba Nabi SAW berkata, "Ini lihatlah! Inikah yang engkau cari?" Sambil menyibakkan sedikit jubah beliau sehingga Khatm an-Nubuwwah itu terlihat.

Di kemudian hari berkaitan dengan Salman al-Farsi RA, kaum Anshaar dan Muhajirin berdebat. Kaum Anshaar mengklaim, "Dia (Salman RA) berasal dari kaum kami, dia dari Madinah." Kaum Muhajirin pun mengklaim, "Tidak, dia pindah dari Syam ke Persia." Nabi SAW pun menghentikan mereka, dan berkata, "Tidak! Dia bukan berasal dari kaum kalian. Dia adalah dariku, Ahl al-Bayt, Keluarga dari Rumah (Nabi SAW).

Hadits di atas mempunyai makna yang dalam, bahwa seorang asing yang tidak ada hubungan darah atau perkawinan dapat menjadi anggota Ahl al-Bayt, jika mempunyai cinta yang luar biasa terhadap Nabi SAW. Mereka yang membaca na'at dan menulis puisi pujian pada Nabi SAW insya-Allah juga termasuk keluarga dari Nabi SAW.

Inilah Islam. Sesuatu yang harus kalian rasakan, walaupun terasa asam atau manis. Ketika memasukinya, kalian akan bisa mengenalnya. Karena alasan tersebut banyak masalah dalam komunitas kita. Karena orang-orang yang tak berpengetahuan (belajar walaupun sedikit) datang dan membuat kegaduhan seperti sebuah kotak korek api yang berisi tiga atau empat di dalamnya. Berbeda dengan kotak korek yang isinya penuh; kocoklah, pasti tidak akan terdengar suara.

Artinya penganut yang tulus, yang tidak mengincar kursi direktur akan hidup puas dengan apa yang Allah SWT berikan. Mereka hidup 60-70 tahunan. Mereka bisa menjadi dokter, insinyur atau orang-orang miskin, namun mereka puas. Tetapi mereka yang seperti "korek api" akan membuat kegaduhan sehingga akan membingungkan masyarakat.

Sabda Nabi SAW, "la farqa bayna `arabiyyan wa `ajamiyyan illa bi-taqwa." – "Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan bukan Arab kecuali dalam hal ketaqwaan pada Tuhan." Jika dia muslim, hubungan kita bergantung pada ketaqwaannya. "Astaghfirullah al-`azhiim..."


Wa min Allah at tawfiq


__._,_.___

Thursday, December 06, 2012

Kisah 4 Lilin yang mengharukan

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.”

 “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

“Akulah HARAPAN.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

sumber beritaunik.net

Monday, December 03, 2012

Ceramah kyai anwar zahid dari bojonegoro

Pengajian kyai Anwar zahid dari bojonegoro dengan gayanya yang khas , lucu dan berbobot



Thursday, November 29, 2012

Mawlana Syekh Nazim (q) tentang Syah Naqsyband (q)


Imam ut Thariqah
Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband

Maulana Syaikh Nazim berkata tentang Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral),
Maulana Syaikh Naqsyaband, Imam ut Thariqah adalah Pir. Pir berarti Imam. Imam berarti Tiang. Dia adalah Tiang utama Tarekat kita. Semoga Allah memberkati Beliau dan memberkati kita semua di dunia ini dan akhirat kelak. Maulana Syaikh Naqsyaband berkata "Thariqathun isthufal khalqa jamii-an". Kita mencoba mengikut dan menjadi pengikut. Ini adalah cara yang mudah dan enak untuk menuju kekuatan.

Ada suatu mesin yang bekerja di depan rangkaian kereta api. Semua kerja yang berat dikerjakan oleh mesin itu. Dibelakang mesin itu ada beberapa gerbong yang bergabung bersama gerbong lainnya membentuk suatu rangkaian, tapi kekuatan utama berasal dari mesin itu, yaitu mesin yang berada didepan dalam rangkaian kereta api. Karena gerbong yang lain bergabung dengan mesin itu, mereka bergerak sesuai dengan arah dari mesin itu. Kemana saja mesin itu menuju rangkaian gerbong itu mengikuti. Walaupun rangkaian gerbong atau pengikut tidak punya kekuatan sendiri, tapi kemanapun mesin mengarah, mereka dapat menuju kesana juga. Mereka bisa juga berjalan menuju tempat tujuan mesin itu.

Karena itu, setiap Tarekat memiliki seorang Imam Tarekat. Imam-ut-Thariqah (Imam Tarekat) telah dikaruniai kekuatan untuk membawa kita dari asfala safiliina ilaa alaa illiyyiin, dari tingkatan terendah ke tingkatan tertinggi. Kalau hanya mengandalkan kemampuan diri kita sendiri mustahil kita bisa mencapainya. Anda tidak akan bisa terbang tanpa naik pesawat udara. Dengan menumpang pesawat udara Anda bisa menempuh perjalanan bahkan dari satu benua ke benua lainnya. Karena itu, Anda harus menggunakan sarana (tarekat) ini untuk beranjak dari maqam terendah Anda hingga ke maqam tertinggi yang mungkin dicapai.

Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) lahir di desa Qasr al-Arifan dekat Bukhara pada tahun 711 H/1317 M. Beliau dikabarkan telah menunjukkan berbagai keajaiban yang luar biasa sejak masa kecilnya. Ketika Beliau masih muda, Muhammad Baba as Samasi, seorang Syaikh dari Tarekat Naqsyabandi memintanya datang dan untuk memenuhi permintaan ini Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband berangkat ke kota Samas untuk berkhidmat kepada Maulana Syaikh Muhammad Baba as Samasi. Tentang kehidupan Beliau dalam periode ini Maulana Syaikh Bahauddin (ral), mengisahkan:

Bangun dari tidur setidaknya tiga jam sebelum subuh aku mengerjakan rangkaian shalat sunah dan setelah itu ketika dalam keadaan sujud aku memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk memberiku kekuatan untuk memikul Cinta Ilahiah Nya. Kemudian aku shalat subuh bersama Syaikh ku. Kelihatannya Syaikh mengetahui apa yang kuminta dalam sujudku, karena Beliau mengatakan kepadaku: Kamu harus mengubah apa yang kau minta dalam sujudmu, karena Allah Yang Maha Kuasa tidak suka hambaNya meminta kesukaran. Memang Dia memberi beberapa kesulitan kepada mahlukNya untuk menguji mereka. Hal ini berbeda. Seorang hamba tidaklah boleh meminta untuk diberi kesulitan-kesulitan karena hal ini tidak menunjukkan penghormatan kepada Allah. Karena itu ubahlah permohonan dalam sujudmu dengan berdoa "untuk hambaMu yang lemah ini wahai Tuhanku, karuniakanlah ridhoMu".

"Sepeninggal Syaikh Muhammad Baba Samasi aku pergi ke Bukhara dan menikah disana. Aku tinggal di Qasr al-Arifan dekat tempat tinggal Syaikh Sayyid Amir Kulal dalam rangka berkhidmat kepada Beliau". Menurut riwayat lama sebelumnya Syaikh Baba Samasi telah mengatakan kepada Sayyid Amir Kulal untuk mengasuh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband.

Maulana Syaikh Bahauddin (ral) mengisahkan pengalamannya. "Suatu ketika aku sedang melakukan khalwat bersama seorang kawan ketika tiba-tiba surga dan suatu pemandangan yang luar biasa ditampakkan didepanku. Dalam visi itu kudengar suara berkata "Tinggalkan semuanya dan datanglah ke Hadirat Kami sendirian". Aku mulai gemetar dan lari meninggalkan tempat khalwat ke suatu tempat yang ada sungainya dan melompat ke dalam sungai itu. Aku mencuci pakaianku lalu shalat dua rakaat dengan cara yang aku belum pernah melakukan sebelumnya karena aku merasakan sedang shalat dihadapan Hadirat Ilahi. Terjadi Penyingkapan (futuh) di hatiku dan itu merupakan pembuka atas segala sesuatu. Seluruh alam semesta lenyap dan aku tidak sadar akan apapun selain sedang shalat dihadapan Hadirat Ilahi".

Ada riwayat luar biasa lainnya yang dikisahkan Wali Agung Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral). Beliau bercerita "Pada tahap awal dari keadaan kertertarikanku aku ditanya mengapa aku menempuh jalan ini. Kujawab supaya aku mendapat kekuatan sehingga apapun yang kukatakan dan kuinginkan akan terwujud. Dijawab bahwa tidak bisa seperti itu, karena sesungguhnya apa yang Kami sabdakan dan yang Kami kehendaki adalah yang akan terjadi. Kujawab lagi bahwa aku tidak setuju dengan hal itu. Aku harus mampu berkata dan berbuat apapun yang kuinginkan, jika hal ini tidak bisa kudapat maka kenapa aku harus menempuh jalan ini? Lalu kuterima jawaban: tidak, sesungguhnya apapun yang Kami kehendaki Kami sabdakan dan apapun yang Kami kehendaki akan terwujud. Kujawab lagi apapun yang kukatakan dan kulakukan adalah jalan yang kutempuh. Setelah itu aku ditinggalkan sendirian.

Selama lima belas hari aku sendirian. Hal ini membuatku tenggelam dalam depresi yang mendalam. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara "Wahai Bahauddin seperti yang kau inginkan maka Kami mengaruniaimu apapun yang kau inginkan". Aku memohon agar diberi jalan yang bisa langsung menuju Hadirat Ilahi. Lalu aku mengalami visi yang luar biasa dan mendengar suara yang mengatakan bahwa aku telah dikarunia apa yang kuminta".

Kisah ini luar biasa karena biasanya orang patuh pada Perintah Ilahi dan tidak meminta pemenuhan keinginan mereka sendiri. Biasanya tindakan menolak untuk mematuhi Perintah Ilahi dan memaksa untuk mendapatkan apa yang diingini akan dianggap tidak adab. Walaupun pada awalnya ditolak, permohonan Maulana Syaikh Bahauddin (ral) akhirnya dikabulkan. Permohonannya dikabulkan mungkin karena Beliau memohon untuk kemaslahatan orang banyak dan bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Ada kisah lain yang tak kalah menariknya kala Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) diuji oleh Syaikh nya. Ini sungguh ujian yang berat. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) menuturkan kejadian ini. "Suatu ketika aku berada dalam tarikan Ilahiah yang begitu kuat sehingga aku tidak sadar akan diriku dan berjalan tanpa menyadari apa yang kulakukan. Ketika malam tiba kulihat kedua kakiku berdarah akibat luka sobek dan tertusuk duri. Lalu kurasakan bahwa aku harus pergi ke rumah Syaikh ku, Sayyid Amir Kulal. Malam itu terasa sangat dingin dan gelap tanpa ada bulan dan bintang sama sekali. Untuk melawan dinginnya malam aku hanya mengenakan jubah tua terbuat dari kulit. Ketika sampai di rumah Syaikh ku, kulihat Beliau sedang bersama teman-teman dan para pengikut Beliau. Ketika Syaikh melihatku Beliau memerintahkan pengikutnya untuk mengusirku keluar dari rumah. Syaikh ku tidak suka aku berada di dalam rumahnya. Pengikut Syaikh mendatangiku dan membawaku keluar dari rumah. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini.

Terasa egoku akan mengalahkanku dan mengambil alih kendali perasaanku dengan mencoba meracuniku dengan menggoyah keyakinanku yang tulus pada Syaikh ku. Bagaimana aku bisa menanggung malu dan rasa terhina seperti ini? Lalu Rahmat Ilahi datang kepadaku sehingga aku mampu menanggung ini semata-mata hanya demi Allah dan demi Syaikh ku. Dengan tegas kukatakan pada egoku bahwa aku tidak akan membiarkan egoku membuatku kehilangan cinta dan keyakinanku pada Syaikh ku.

Lalu kurasakan depresi yang mendalam melandaku. Langsung kuarahkan diriku pada keadaan kerendahan hati, meletakkan kepalaku didepan pintu masuk rumah Syaikh dan berjanji bahwa aku tidak akan bergerak dari keadaan seperti itu sampai Beliau menerimaku lagi. Terasa salju dan angin dingin menyusup tulang yang membuatku menggigil dan gemetar menahan dinginnya malam yang kelam. Bahkan tak tampak cahaya bulan dan bintang sedikitpun pun untuk membuatku sedikit nyaman dan hangat. Tubuhku nyaris membeku. Hanya hangatnya cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa dan kepada Syaikh ku saja yang menghangatkanku.

Aku menanti dengan tetap dalam keadaaan seperti itu hingga pagi hari. Lalu Syaikh ku melangkah keluar rumah dan tanpa melihatku kakinya menginjak kepalaku. Ketika Syaikh melihatku, dengan cepat dibawanya aku masuk ke dalam rumahnya dan dengan telaten serta penuh perhatian Beliau mencabuti duri dari kakiku. Beliau berkata "Wahai anakku, hari ini kau telah dihiasi dengan busana kebahagiaan dan Cinta Ilahi. Busana yang menghiasimu ini belum pernah dikenakan oleh siapapun, baik diriku maupun Syaikh-syaikh sebelumku. Allah dan Nabi Muhammad (sal) telah ridho kepadamu. Demikian juga Para Auliya dalam silsilah Rantai Emas, mereka semua telah ridho kepadamu".

Sambil mencabuti duri-duri dari kakiku dan membasuh luka di kakiku, Syaikh ku menuangkan kedalam hatiku pengetahuan yang belum pernah kualami sebelumnya. Lalu dalam visiku kulihat diriku memasuki rahasia dari Muhammadur RasuluLlah. Ini berarti memasuki rahasia dari ayat yang merupakan Realitas Muhammad. Setelah itu membawaku memasuki rahasia dari la ilaha illaLlah yang merupakan rahasia dari Keesaan Allah. Kemudian membawaku memasuki rahasia-rahasia dari nama-nama dan sifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa yang berada dalam rahasia dari Keesaan Allah. Tidak mungkin kata-kata bisa menerangkan keadaan yang kualami ini. Hal ini hanya bisa dialami dengan merasakannya melalui qalbu".

Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) dididik oleh Syaikh Baba as Samasi dan Syaikh Sayyid Amir Kulal, keduanya merupakan figur Syaikh terkemuka dari Rantai Emas Tarekat Naqsyabandi. Beliau juga dididik langsung oleh Grand Syaikh terkemuka lainnya dari Rantai Emas yang sama (yang hidup tidak sejaman dengan mereka). Kejadian ini dikisahkan oleh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband dalam tuturan berikut: Pada awal mula langkahku menempuh Jalan Sufi aku biasa berjalan-jalan dimalam hari dari satu tempat ke tempat lain di desa Bukhara. Untuk belajar dari mereka yang sudah meninggal dunia aku banyak mengunjungi kuburan di kegelapan malam dan ini biasanya juga kulakukan di musim dingin. Suatu malam aku pergi mengunjungi makam dari Syaikh Ahmad al Kashghari dan membaca fatihah untuk Beliau. Di makam Beliau kutemui dua orang yang sedang menantiku. Aku belum pernah bertemu mereka sebelumnya. Mereka disertai seekor kuda. Mereka mendudukanku diatas pelana kuda itu dan mengikatkan dua buah pedang di pinggangku, lalu menuntun kuda ke makam dari Syaikh Mazdakhin. Kami lalu turun dari kuda dan memasuki makam dan mesjid dari Syaikh ini dan mulai melakukan meditasi (murakabah).

Dalam keadaan murakabah kulihat dalam dalam visiku tembok yang menghadap Ka'bah runtuh. Seorang laki-laki bertubuh raksasa kulihat sedang duduk diatas singgasana yang sangat besar. Aku merasa sangat familiar dengannya, sepertinya aku telah pernah bertemu dengannya sebelumnya. Kemanapun aku menghadapkan wajah kulihat orang ini. Disekeliling orang ini ada Syaikh Baba Samasi and Sayyid Amir Kulal berkumpul bersama dengan sekelompok besar orang yang hadir. Aku merasakan rasa cinta yang mendalam kepada laki-laki bertubuh besar ini dan pada saat bersamaan merasa takut padanya. Sosoknya memesona sekaligus menakutkanku dan keindahannya penampilannya menimbulkan rasa cinta dan ketertarikan. Aku bertanya pada diriku sendiri siapa sebenarnya lelaki agung dan bertubuh besar ini. Tiba-tiba kudengar seseorang yang berada disekitar lelaki itu berkata "Orang ini adalah Syaikh mu dan dialah yang menjagamu dalam jalur spiritualmu. Dia mengawasi jiwamu sejak masih berupa sebuah atom di Hadirat Ilahi. Kau telah dilatihnya selama ini. Namanya adalah Abdul Khaliq Al Gujduwani dan kumpulan orang yang terlihat disekelilingnya adalah para Auliya yang membawa rahasia-rahasia besarnya, rahasia-rahasia dari Rantai Emas". Lalu Syaikh Abdul Khalik mulai menunjuk masing-masing Syaikh yang ada disitu dan berkata "Ini adalah Syaikh Ahmad, ini Arif ar-Riwakri, ini Syaikh Ali ar-Ramitani, ini Syaikh mu Baba as Samasi yang memberimu jubah semasa hidupnya". Dia bertanya padaku "Apakah kau mengenalnya?". Kujawab "Ya". Lalu Beliau berkata "Jubah yang diberikannya kepadamu masih berada dirumahmu dan dengan perkenan Syaikh mu maka Allah Yang Maha Kuasa telah menghapus banyak kesulitan-kesulitan yang semestinya menimpamu".

Lalu terdengar suara lain yang berkata "Syaikh yang duduk diatas yang singgasana itu akan mengajarimu sesuatu yang kau butuhkan dalam menempuh jalan sufi ini". Aku bertanya kepada mereka apakah aku diperbolehkan menyentuh tangan Beliau. Setelah diijinkan aku memegang tangan Beliau. Lalu Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani mulai mengajariku tentang jalan sufi, permulaannya, pertengahan dan akhirnya. Beliau berkata "Kau harus menyesuaikan sumbu hakikat dirimu sehingga cahaya yang tak kasat mata akan diperkuat didalam dirimu dan rahasia-rahasianya menampak. Kau harus menunjukkan istiqomah dan harus menjaga Syariah Suci dari Nabi Muhammad (sal) pada apapun keadaanmu".

Beliau juga berkata "Kau harus meninggalkan kesenangan hidup duniawi dan menjauhi perbuatan bid'ah dan pusatkan dirimu hanya pada sunah-sunah Nabi Muhammad (sal). Kau harus menghayati dan menyelami peri kehidupan Nabi Muhammad (sal) dan para sahabatnya. Kau harus mengajak orang untuk membaca dan mengikuti tuntunan Qur'an baik siang maupun malam dan menegakkan shalat wajib serta semua ibadah sunah. Jangan sekali-kali memandang rendah bahkan pada hal-hal kecil dari perbuatan dan amal shalih Nabi Muhammad".

Begitu Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujduwani (ral) menyelesaikan ucapannya, wakil Beliau berkata padaku "Agar kau yakin bahwa visi yang kau lihat ini benar adanya Beliau akan mengirimu suatu pertanda". Dijelaskan bahwa hal-hal dan kejadian-kejadian tertentu akan terjadi sebagaimana mustinya terjadi dan pada saat yang telah ditentukan. Demikianlah kejadian-kejadian itu terjadi persis sebagaimana telah dikatakan kepada Maulana Syaikh Bahauddin (ral) yang kemudian juga berbuat persis sebagaimana Beliau diperintahkan, hal ini membuktikan kebenaran visi yang dialami Maulana Syaikh Bahauddin (ral). Beliau juga diminta untuk memberikan jubah Azizan kepada Sayyid Amir Kulal (ral). "Setelah visi itu berakhir aku pulang kerumah dan mencari jubah itu dan bertanya kepada keluargaku dimana adanya jubah itu. Mereka mengatakan kepadaku bahwa jubah itu sudah berada disana sejak lama, sambil membawa jubah itu dan menyerahkannya kepadaku. Aku mulai menangis didalam hati ketika melihat jubah itu".

Setelah memenuhi segala hal yang dikatakan dalam visiku, sebagaimana diperintahkan aku membawa jubah Azizan ke Syaikh Sayyid Amir Kulal (ral) dan memberikan padanya. Setelah terdiam beberapa saat Syaikh Amir Kulal berkata padaku "Aku diberitahu tentang jubah Azizan ini semalam yaitu bahwa kamu akan membawa dan menyerahkannya padaku. Aku diperintahkan untuk menyimpannya dalam sepuluh lapis selubung yang berbeda". Beliau lalu memintaku masuk ke dalam kamarnya dan mengajarkan serta menempatkan didalam hatiku zikir tanpa bersuara. Aku diminta untuk terus menerus berzikir seperti itu siang dan malam. Aku terus mengamalkan zikir ini yang merupakan bentuk tertinggi dari zikir.

Aku juga berguru kepada ulama-ulama lain untuk belajar Syariah dan sunah-sunah Nabi Muhammad (sal) dan juga mengkaji sifat-sifat Nabi Muhammad (sal) dan para sahabatnya. Sejak aku melaksanakan apa-apa yang diperintahkan dalam visiku, hidupku mengalami perubahan besar. Semua yang diajarkan oleh Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) dalam visi itu bermanfaat bagiku dan membuahkan hasil. Ruh Beliau selalu menyertaiku dan mendidikku. Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) adalah salah satu dari beberapa Guru/Syaikh dari Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) walaupun Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) hidup dimasa sebelum jaman Maulana Syaikh Naqsyaband (ral). Hubungan ini dalam dunia sufi dikenal sebagai Hubungan Uwaisy, yang berarti bimbingan dan hubungan spiritual terjadi walaupun masing-masing berasal dari jaman yang berbeda. Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) juga merupakan salah satu Syaikh dari Rantai Emas Tarekat Naqsyabandi.

Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) juga mengikuti dan belajar pada Mawlana Arif ad-Din Karani selama tujuh tahun. Setelah itu Beliau mengikuti Maulana Kuthum Syaikh selama beberapa tahun. Beliau juga menyertai seorang darwis bernama Khalil Ghirani yang tentangnya Beliau berkata "Selama menyertai Syaikh Khalil Ghirani banyak pengetahuan baru yang selama ini tersembunyi mulai tersingkap di hatiku dan Beliau selalu menjagaku, memujiku dan mengangkat derajatku". Ada Kekasih Allah lainnya yang disebut oleh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) "Beliau memerintahkanku untuk menolong dan melayani orang miskin dan menolong mereka yang sedang hancur hatinya. Beliau memintaku untuk rendah hati dan bersikap toleran. Beliau juga mengatakan padaku untuk menyayangi hewan-hewan dan menyembuhkan sakit dan luka mereka dan memberi mereka makanan".

Maulana Syaikh Bahauddin Naqshband (ral) mengisahkan tentang kejadian lain yang masih berhubungan dengan jubah Azizan. "Suatu hari aku sedang berada di kebunku dan dikelilingi oleh murid-muridku. Aku mengenakan jubah Azizan. Tiba-tiba aku diliputi oleh rahmat dan tarikan surgawi dan kurasakan diriku dihiasi dengan busana sifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa. Kurasakan diriku mulai gemetar sedemikian rupa yang tak pernah kualami sebelumnya sehingga aku tak mampu lagi berdiri. Lalu tampak olehku visi yang luar biasa dimana keberadaanku sama sekali lenyap (fana) dan aku tidak melihat apapun kecuali Wujud Tuhanku.

Lalu kulihat diriku keluar dari Hadirat Ilahiah-Nya yang tampak terpantul dari cermin Muhammadur RasuluLlah yang berbentuk sebuah bintang dalam samudra cahaya tanpa batas. Wujud luarku lenyap dan kusaksikan makna sesungguhnya dari la ilaha illaLlah Muhammadur Rasulullah. Kemudian kusaksikan makna sejati dari nama-nama Allah yang kemudian membawaku kepada Yang Maha Ghaib yang merupakan esensi dari nama Allah 'Huwa" (Dia). Begitu aku memasuki samudra ini jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir. Aku berada dalam keadaan mati. Semua orang yang berada disekelilingku mulai menangis karena mengira aku sudah meninggal dunia. Akan tetapi setelah kitra-kira enam jam aku diperintahkan untuk kembali ke ragaku. Aku bisa menyaksikan ruhku kembali memasuki ragaku perlahan-lahan dan visi itu berakhir".

Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) juga mengatakan kalau Beliau menerima rahasia-rahasia spiritual dari berbagai pihak dan khususnya dari Uways al-Qarani (ral) yang memberi pengaruh besar dalam hal meninggalkan keduniawian dan melekatkan diri Beliau kepada hal-hal spiritual (ukhrowi). Beliau berkata "Aku melakukan ini dengan menjaga sunnah dan perintah-perintah Nabi Muhammad (sal) sampai aku mulai menyebarkan hikmah dan dikarunia rahasia-rahasia Ilahiah dari yang Maha Esa yang tidak pernah diberikan pada seorangpun sebelumku".

Ada kisah menarik lainnya yang dituturkan oleh Wali Agung Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) mengenai kekuatan spiritual Beliau. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) berkata: Suatu hari aku pergi ke gurun bersama salah satu muridku yang tulus yang bernama Muhammad Zahid. Kami mulai menggali tanah dengan menggunakan sebuah beliung (alat untuk menggali) dan pada saat bersamaan juga sambil membicarakan secara mendalam tingkatan-tingkatan pengetahuan. Sambil terus mengayun beliung pembicaraan kami terus berlangsung dan semakin mendalam. Lalu tiba-tiba muridku bertanya "Sampai batas apakah pencapaian ibadah?". Kujawab "Peribadatan mencapai suatu tingkatan dimana kau mampu menunjuk pada seseorang dan berkata "Matilah" dan lalu orang itupun mati". Ketika aku sedang mengatakan itu tanpa sadar sambil telunjukku menunjuk pada Muhammad Zahid. Ketika kukatakan kata "Mati" terjadilah hal yang mengerikanku yaitu muridku jatuh dan meninggal dunia. Waktu terus berlalu dari pagi sampai tengah hari dan muridku masih dalam keadaan mati. Pada saat tengah hari terasa sangat panas dan jenasah muridku mulai semakin memburuk karena panas yang sangat. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dan merasa takut serta kebingungan. Yang bisa kulakukan adalah membawa jenasahnya ketempat teduh dibawah pohon. Aku lalu duduk mulai berfikir dan merenung akan apa yang harus kulakukan dalam situasi ini. Tiba-tiba muncul Ilham dalam pikiranku dan aku berkata sambil menunjuk pada jenasah muridku "Wahai Muhammad Hiduplah!" tiga kali. Timbul rasa legaku ketika perlahan-lahan nyawanya kembali ke tubuhnya dan secara bertahap muridku kembali ke kesadarannya. Dengan bergegas aku menemui Syaikh ku dan menceritakan kejadian itu. Syaikh ku kemudian berkata "Wahai anakku, Allah Yang Maha Kuasa telah memberimu suatu rahasia yang tak pernah diberikannya kepada siapapun".

Dihari-hari akhir masa hidupnya Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) lebih sering mengurung diri di kamarnya. Banyak orang yang datang mengunjungi Beliau. Semakin banyak orang yang berkunjung ketika sakit Beliau semakin parah. Saat ajal Beliau makin dekat, Beliau memerintahkan agar dibacakan Surah Yaasin. Selesai dibacakan Surah Yaasin Beliau mengangkat tangan sambil membaca Dua Kalimah Syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad (sal) adalah Utusan Allah. Dengan Syahadat ruh suci Beliau kembali kepada Allah. Ketika itu tanggal 3 Rabiul Awwal, 791 H/1388 M, pada hari Senin malam. Sesuai permintaannya Beliau dimakamkan di taman miliknya. Mengenai kejadian ini seorang Wali Agung masa itu Abdul Wahab asy-Syarani berkata: Ketika Syaikh dimakamkan di makamnya terbukalah untuk Beliau sebuah jendela ke surga, sehingga makamnya menjadi sebuah taman surga. Dua mahluk spiritual berpenampilan memesona datang dan memberi salam kepada Beliau sambil berkata "Kami telah menanti sekian lama untuk melayani Anda sejak Allah menciptakan kami dan sekarang waktunya telah tiba bagi kami untuk melayani Anda", terhadap ucapan ini Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) menjawab "Aku tidak butuh apapun selain Dia. Aku tidak butuh kamu, aku butuh Dia". Dengan cara seperti itu Beliau mangkat.

Itulah kisah kebesaran dari Pir atau Tiang dari Tarekat Naqsyabandi yang mulia. Tarekat ini sebelum jaman Beliau dikenal sebagai Tarekat Siddiqiyah. Setelah Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral), tarekat ini dikenal sebagai Tarekat Naqsyabandiyah.

Semoga Allah merahmati Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral).
Amiin.


sumber : milis muhibbun naqshabandi

Tuesday, November 20, 2012

inspirasi pagi...


Seorang turun dari mobil mewah di depan kuburan umum, Ia berjalan menuju pos penjaga, pria yg ternyata sopir itu berkata: "Pak, mari ikut saya, wanita yg ada di mobil itu ingin menemuimu, krn dia sakit & menurut dokter tak lama lagi ia akan meninggal, krn kondisi penyakitnya yg tambah parah"

Penjaga kuburan itu segera berjalan menghampiri wanita itu, wajah nampak sedih, namun ia berusaha tersenyum & membuka pintu mobilnya dan berkata: "Saya Ibu Fanny yg selama ini mengirim uang agar anda dpt membeli seikat bunga & menaruhnya di atas makam anak saya, saya kemari krn ingin berterima kasih atas kesediaan & kebaikan anda."

Pejaga kuburan berkata: "Oh, Jadi Ibu yg selalu mengirim uang itu? Sebelumnya saya mohon maaf, uang itu selalu saya belikan bunga tapi saya tdk pernah menaruh bunga itu di pusara anak ibu."

"Apa?" Tanya wanita itu dgn gusar.

"Ya, krn org mati tdk akan pernah melihat keindahan bunga, karenanya saya berikan kpd mereka yg ada di rumah sakit, orang miskin yg saya jumpai dan mereka yg sedang bersedih, krn orang yang hiduplah yg dpt menikmati keindahan & keharuman bunga² itu, ibu" Jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia & sopirnya pun pergi.

3 bln kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya & berjalan dgn anggun ke arah pos penjaga kuburan.
"Selamat pagi, apakah masih ingat saya? Saya Ibu Fanny, saya datang untuk berterima kasih atas nasehat yg anda berikan dulu. Anda benar, bahwa memperhatikan & membahagiakan yg masih hidup jauh lebih berguna dari pada meratapi yg sudah meninggal.
Ketika saya sendiri mengantarkan bunga² itu ke rumah sakit & panti jompo, bunga² itu tdk hanya membuat mereka bahagia, tapi saya turut bahagia, sampai saat ini dokter tdk tahu mengapa saya bisa sembuh, tapi saya benar² yakin bahwa "membahagiakan orang lain" adalah obat yang memulihkan saya!"

Jgn prnah mengasihani diri sdr, krn akan membuat kita terperangkap ke dlm kubangan kesedihan. Bahagiakan orang lain krn itu menolong diri kita sendiri.

Salam,

*SW-Property*
 — at Hotel Fatma Jombang.

Wednesday, November 14, 2012

1 hal yang membuat kita



center_arga
 (14 Nov 17:45):‎ 1 hal yang membuat kita BAHAGIA adalah KASIH SAYANG.
1 hal yg membuat kita DEWASA adalah MASALAH.
1 hal yg membuat kita HANCUR adalah PUTUS ASA.
1 hal yg membuat kita MAJU adalah USAHA.
1 hal yg membuat kita KUAT adalah DO'A.

Jadi agar hidup ini lebih INDAH...
Sebarkanlah KASIH SAYANG kepada
sesama,
Bersahabatlah dengan MASALAH, Tidak PUTUS ASA dan terus berUSAHA, serta selalu berDO'A kepada-NYA..
unknown source

Sunday, November 11, 2012

Tampilan baru

dikarenakan kena hack selama beberapa minggu, maka selain kita maintenance , ganti tampilan juga sebagai penyegaran dari template yang lama

semoga ddengan gantinya tampilan membuat anda semua nyaman dan betah mengunjungi blog kisah teladan ini

terima kasih

kisah -kisah teladan

Wednesday, October 10, 2012

cara mudah mulai usaha


Banyak orang yang takut memulai bisnis karena beranggapan bahwa bisnis itu perlu modal yang besar, ruang yang luas, dan harus menyediakan lokasi khusus untuk tempat usaha. Padahal sebetulnya, bisnis bisa dijalankan dari mana saja. Bahkan Anda tetap bisa mendatangkan uang sambil tetap bekerja sebagai karyawan dan mengurus anak.

"Membuat bisnis itu artinya kita harus siap-siap terjun bebas. Siap-siap gagal. Dan ketika bisnis itu gagal, telan semua pahitnya, dan mari kita mulai lagi," kata Ligwina Poerwo Hananto CFP, Chief Executive Office Independent Financial Planner dari Quantum Magna Financial.

Selain pengalaman akan bertambah banyak karena menjalani bisnis sendiri, Anda pun akan lebih kreatif, ulet, tahan banting, dan bertanggung jawab. Ini juga artinya Anda membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Tidak masalah jika ide kita sama dengan orang lain. Yang penting kita harus punya sesuatu yang unik supaya orang tertarik untuk datang ke tempat kita. "Setelah mendapatkan ide, baru dilanjutkan what, who, how-nya," ujar Ligwina. "What adalah apa yang akan kita jual. Who adalah kepada siapa kita menjualnya, berarti target pasarnya. Dan how adalah cara kita memasarkan produk. Harus beda dan sekreatif mungkin. Yang perlu diingat, jangan takut untuk memulai bisnis." Menurutnya, perempuan biasanya lebih kreatif dan jeli melihat pasar.

Banyak pengusaha yang memulai bisnisnya dari hobi atau kegiatannya di waktu senggang. Coba simak tujuh cara mudah memulai bisnis di bawah ini:

1. Lakukan hal yang dicintai. Keberhasilan Anda tergantung seberapa besar Anda mencurahkan hati terhadap bisnis tersebut. Jika Anda melakukan hal yang dicintai, hasrat Anda terhadap bisnis tersebut akan menjadikan Anda ahli dan gigih.

2. Dari hidup sehari-hari. Banyak pengusaha mendulang keuntungan dengan menjual hal-hal sepele yang kita temukan sehari-hari. Hal-hal yang sebenarnya penting namun orang malas melakukannya. Buatlah bisnis yang pelanggan malas melakukannya, atau tidak punya waktu untuk itu. Misalnya bisnis menyewakan tanaman untuk pertemuan atau acara-acara kawinan.

3. Hobi. Apakah teman-teman Anda pernah memuji masakan dan busana yang Anda rancang sendiri? Kenapa tidak dikembangkan saja? Jadikan hobi Anda menjadi suatu bisnis dengan mulai menjualnya kepada teman-teman Anda sendiri.

4. Ahli dalam suatu bidang. Jika pintar berbahasa Inggris atau merangkai beaded necklace, Anda juga dapat berbagi ilmu sekaligus mendapat penghasilan dari situ. Bukalah tempat kursus meski hanya di rumah.

5. Membeli hak jual. Jika Anda tidak tahu apa yang harus dijual, Anda dapat membeli hak jual produk dari suatu perusahaan. Entah itu makanan atau barang. Apalagi sekarang sudah banyak produk waralaba yang bisa Anda pilih. Pemberi hak jual biasanya memberi keleluasaan untuk mengatur jumlah modal Anda sendiri.

6. Segera mulai. Jangan menunggu waktu lama untuk berbisnis. Karena faktor mood atau perasaan bisa membuat Anda menunda rencana yang telah disusun. Segera bergerak ketika Anda sudah tahu akan menjual produk apa. Beri nama produk yang khas agar konsumen mudah mengingatnya.

7. Tes market. Tes market juga merupakan komponen yang penting jika mau berbisnis. Caranya bisa dengan mengamati perubahan gaya hidup, daya beli konsumen, dan selera konsumen. Siapa tahu Anda malah bisa menjadi pencipta tren. Ketika pasar sudah menerima produk kita, pertahankan kualitasnya. Hasil yang akan dipasarkan pertama kali menjadi poin penting yang akan dinilai oleh pasar. Jangan lupa untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk di kemudian hari. (*kompas.com) 

sumber 

Wednesday, September 12, 2012

Follow @Aforisme1 kata-kata mutiara

https://twitter.com/Aforisme1
 "Love is a symbol of eternity. It wipes out all sense of time, destroying all memory of a beginning and all fear of an end."

friends,  twips, Follow  @Aforisme1   untuk mendapatkan kata-kata mutiara yang menginspirasi kita di

@Aforisme1 

 

 check TL nya twips !

 

 

 

 

Sikap Rendah Hati & Sederhana


Temanku yang luar biasa...
Sekalipun engkau hidup berlimpahan   dan berkecukupan dana, tetaplah  hidup dengan sederhana.

Tidaklah sulit menciptakan sifat yang baik yaitu sikap rendah hati dan sederhana. Orang yang memiliki sikap rendah hati selalu berusaha menjadi  pribadi yang bisa menerima orang lain, tidak sombong, atau terlalu
memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki.

Tidak usahlah kita risaukan, jika  orang lain tidak tahu apa yang kita miliki atau seberapa tinggi kemampuan
kita melakukan segala sesuatu.  Orang lain bisa menilai 'kualitas seseorang' hanya dengan melihat
sikap, tutur kata, dan perilaku  sehari-hari yang kita lakukan. 

Dengan bersikap rendah hati, berarti  kita telah menjaga diri kita sendiri. Dengan bersikap rendah hati, berarti
kita telah menempatkan diri di posisi yang nyaman, tenang, damai dan  tentram.  Jika hati sudah merasa  nyaman, damai

dan tentram, maka secara otomatis Anda akan tampak bersahaja dan bahagia.  Bukankah itu yang kita
inginkan? :-)

Marilah kita bersikap rendah hati,
dan membiasakan diri, untuk selalu
hidup sederhana...


/////////////////////////////////////////

sumber :
Anne Ahira Newsletter
Think & Succeed!