Friday, October 01, 2010

Kisah nyata : Linda Gumelar



Linda Gumelar
Divonis Hidup Tinggal 40%
Jauh sebelum menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar pernah berpacu dengan siksa penyakit kanker payudara. Penyakit yang menimpa selama 5 tahun itu hampir saja menghapus semua mimpinya. Masih beruntung, Linda masih memiliki seonggok harap untuk bertahan hidup meski telah divonis sisa nyawanya 40% lagi…
Teks: Cucun Hendriana / Foto: Anto, Dok NKB.
Nestapa, perasaan itulah yang terus menggelayut di benak Linda Gumelar, 14 tahun silam. Peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu terjadi di tahun 1996. Baginya, tahun 1996 adalah tahun yang sangat berat dalam hidupnya. Ia berada di persimpangan, antara hidup dan mati. Dokter pun telah memvonis, nyawanya hanya tersisa 40% lagi.
Bagai tersambar petir di siang bolong, kabar itu hampir melenyapkan mimpinya. "Bagi saya, itu pukulan besar. Seolah menyalahkan Tuhan, kenapa harus saya yang dipilih? Tapi akhirnya saya sadar, saya hanya bisa berserah diri. Kalau ditakdirkan sekarang pun, saya siap untuk dijemput," kenang istri Agum Gumelar ini.
Di atas semua kegalauan itu, Linda Gumelar masih memiliki harapan besar untuk tetap hidup. Optimisme itulah yang merangkulnya dari jerat petaka. "Kala itu saya hanya bisa memohon kepada Allah Swt. Tuhan, jika ini adalah kehendak-Mu, saya pasrah. Namun, seandainya masih ada kesempatan bagiku, panjangkanlah umurku," ucap ibunda Khaseli dan Ami.
Putri keempat dari enam bersaudara pasangan Achmad Taher dan Rooslila Simanjuntak (tokoh wanita pejuang kemerdekaan Indonesia) ini terbilang wanita tegar. Meski di ujung maut, ia masih bisa positive thinking. "Takdir Tuhan itu begitu indah. Beruntung saya masih memiliki cinta. Saya masih punya keluarga yang selalu memberikan semangat. Saya masih ingin menyaksikan anak-anak saya tumbuh dewasa. Alhamdulillah, akhirnya vonis dokter itu tidak terbukti. Allah Maha Besar," ungkap wanita kelahiran Bandung, 15 November 1951 ini.
Baginya, kesembuhan itu adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah Swt. Hal ini terjadi ketika ia memperoleh kabar dari artis Rima Melati bahwa ada rumah sakit yang khusus menangani masalah kanker payudara di Belanda. Saat itu kondisi kanker payudaranya sudah stadium 2. Tanpa berpikir lama, Linda Gumelar pun langsung berangkat ke Rotterdam, Belanda untuk berobat. Selama 3 bulan disana, ia seakan menghirup angin syurga, kesembuhan pun berangsur datang.
Berkat pengalaman itu, kini seolah ia dilecut untuk aktif di berbagai aktivitas sosial. Saat ini, ia tampil sebagai pegiat di Yayasan Kesehatan Payudara selain sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Kini, sebagai Menneg PP dan PA, Linda Gumelar bertekad untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa. Baginya, melakukan suatu tugas itu adalah ibadah.

"Jabatan itu hanya sementara. Di mata Tuhan, kita semua sama. Sebagai seorang menteri, sudah menjadi kewajiban saya untuk mendahulukan kepentingan bangsa ketimbang pribadi dan keluarga."
Melonjaknya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak mengharuskannya bekerja lebih keras. "Kalau kita peduli pada perempuan dan anak-anak, jangan sekali-kali mengeksploitasi kekerasan dan pelecehan. Kalau kita pro, dukung dan tolong mereka!" pungkasnya.

 sumber : Elshinta.com

No comments: