Sunday, August 15, 2010

Pada Segala Sesuatu Ada Ayat yang Menunjukkan Keesaan Ilahi






Sultan al Awliya
Mawlana Shaykh Nazim
13 Juni 2010      Lefke, Cyprus


Dastoor yaa Sayiddee, madad yaa Sultan al-Awliya. (Mawlana Shaykh berdiri.)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Azeez Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultaan Allah.
Barakah-barakah-Mu, wahai Tuhan kami, karuniakanlah barakah-Mu yang termulia, terpuji dan teragung bagi ia yang paling Kau kasihi yang telah Kau ciptakan bagi segenap makhluq-Mu; yang menjadi sebab sejati akan Kehendak Agung dan Surgawi Tuhan Semesta Alam, ialah Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam. Dan kami memohonkan bagi seluruh hamba-hamba suci-Mu yang memiliki kedudukan-kedudukan surgawi di kehidupan ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan pada mereka lebih banyak lagi kehormatan dan kekuatan. (Mawlana Syaikh duduk).

Wahai manusia, wahai pemirsa kami, as-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Maasya Allah. Pertama-tama, dari tingkatan-tingkatan surgawi, tercurah pepujian dan kehormatan bagi orang-orang yang memahami kedudukan mereka sebagai hamba, dan mereka adalah orang-orang yang tawadu’, dan mereka tahu untuk apa mereka diciptakan, dan mereka begitu memelihara misi sejati mereka. Misi Manusia hanyalah untuk menjadi hamba-hamba bagi Pencipta mereka, Tuhan Semesta Alam. Allahu Akbar! (Mawlana Syaikh berdiri dan kemudian duduk).

As-salaamu `alaykum, pemirsa-pemirsa kami! Wahai para pemirsa! Jangan biarkan ada di antara kalian orang yang memata-matai kalian, karena Syaitan menyebar pembantu-pembantunya untuk memata-matai, “Untuk melihat apa yang dikatakan orang itu dan kekeliruan apa yang mungkin akan ia ucapkan, untuk dapat kita gunakan dan tunjukkan ke timur dan ke barat.” [1] Dan saya mengatakan bahwa Ia yang menaruh hamba ini (yaitu Mawlana Syaikh Nazim, red.) di sini, memberikan pula perlindungan Ilahiah-Nya bagi hamba tersebut, sehingga mata kalian tak dapat melihatnya, telinga-telinga kalian tak dapat mendengarnya, atau lidah-lidah kalian tak dapat berbicara melawan pernyataan-pernyataan Langit yang ia sampaikan. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengaruniakan pada kita Perlindungan Ilahiah-Nya.

Dan kita mengucapkan, A’uudzu billahi min asy-Syaithani `r-rajiim. Wahai Tuhan kami! Jauhkanlah diri kami dari Syaitan dan para pengikutnya. Selama mereka tidak menginginkan untuk mendengar Kebenaran, maka mereka tetap saja menjadi orang-orang yang tuli. Selama mereka tidak meminta untuk dapat melihat posisi yang benar, mereka tak akan dapat melihat, karena mereka adalah orang-orang yang buta. Dan lidah mereka tak dapat berbicara, karena mereka tak mampu memahami dan tak mampu pula mencegah pernyataan-pernyataan sejati ini mencapai Manusia [2]. Karena itulah, kami mengucapkan `A’uudzu billahi min asy-Syathani `r-rajiim. Itulah perlindungan bagi kita yang meliputi diri kita semua. Saat kita mengucapkan A`uudzu bullahi min asy-Syaithani `r-rajiim, mereka (Syaitan dan bala tentaranya, red.) tak akan dapat mendengar, mereka tak dapat berbicara, dan mereka tak dapat memahami. Dan kedudukan mereka berada di bawah level binatang. Mereka memiliki mata tetapi tak dapat melihat. Mereka memiliki telinga tetapi tak dapat mendengar. Mereka memiliki lidah tetapi mereka tak mampu berdiri dan menjadi saksi Kebenaran [3]. Dan kami datang, dan Allah Ta’ala (Mawlana Syaikh berdiri) meminta hamba-hamba-Nya untuk menjadi orang-orang yang jujur/siddiq dan menjadi saksi-saksi jujur akan Kebenaran, Kebenaran Abadi! (Mawlana Syaikh duduk).

Ya, tidaklah kita diciptakan melainkan untuk melihat Kebenaran, untuk mendengar Kebenaran, dan untuk menyaksikan Kebenaran, dan untuk memahami Kebenaran Surgawi. Sebagai manusia, kita telah diberikan penawaran Surga.
Dan kita mengucapkan Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim. (Mawlana Syaikh berdiri). Wahai Tuhan kami, Engkaulah Tuhan kami. Karuniakanlah pada kami pemahaman, untuk dapat melihat, dan untuk dapat menjadi saksi atas Kebenaran Sejati. (Mawlana Syaikh duduk). Bahkan hewan-hewan pun, Wahai Manusia, mereka semuanya menyaksikan Kebenaran pada level mereka masing-masing. Demikian pula setiap atom juga menjadi saksi atas Kebenaran tersebut!

Fa fii kulli syai-‘in aayatun taduulu annahuu waahidun, suatu deklarasi Surgawi… fa fii kulli syai-in lahu aayah tadullu annahuu waahidun. Sahiih? Benar? Jika kalian menerima Nabi kalian sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam dan para pewaris beliau, maka mereka pun tidak akan membiarkan kalian membuat suatu kekeliruan, tidak! Mereka akan membenarkanmu. Karena itulah, terkadang beberapa inspirasi berdatangan, dan kemudian kami mengatakannya dengan cara yang berbeda. Mereka membuatnya lebih jelas bagi kita karena kita berserah diri pada mereka dan mereka bertanggung jawab saat mereka menaruh seorang hamba yang lemah ini untuk berbicara di hadapan segenap ummat. Mereka bertanggung jawab atas hamba lemah tersebut agar ia tidak membuat kekeliruan, dan mereka akan mengoreksinya sampai orang-orang yang mendengarnya memahaminya. Tidak penting, apakah kalian menuangkan susu ke suatu kendi yang besar, atau ke dalam botol kecil, atau ke dalam gelas atau cangkir, tidak masalah. Tampilan luar bukanlah hal yang penting. Yang terpenting adalah apa yang sesungguhnya berada di dalamnya, itulah yang penting. Adalah penting untuk membuat orang-orang memahami, menjadikannya seperti ini atau seperti itu.

Kita semua adalah pemirsa dan kita semua seperti murid-murid di suatu sekolah dasar, anak-anak kecil yang masih membutuhkan gurunya untuk membenarkan mereka. Karena itulah saat kita mengatakan sesuatu, kadang-kadang tampilan luarnya mungkin berbeda, namun apa yang dikandungnya tetaplah sama. Kalian dapat meminum air dengan tangan kalian, atau dapat pula meminum air itu dari suatu cangkir emas, kalian mungkin pula meminum air itu dari suatu kendi biasa, atau dari suatu kendi perak. Wadah luar tidaklah penting. Apa yang ada di dalamnya, itulah yang penting.

Karena itulah, kami mengoreksi apa yang barusan kami sampaikan, tidak masalah. Saya tidak mengetahui apa pun, merekalah [4] yang tahu dan mengamati apa yang kami ucapkan dan mengoreksinya supaya orang-orang memahaminya. Tetapi jika orang-orang yang menghadiri pertemuan atau asosiasi seperti ini, datang dan duduk, namun mengarahkan pemahaman mereka ke tempat lain, ke orang lain… maka apa yang akan mereka dapat pahami (dari pertemuan ini, red.)? Tak ada. Jadi, beradalah pada posisi kalian setiap kali kalian diminta untuk berada di situ. Ada banyak sekali instrumen di sini, dan jika orang-orang tersebut tidak merawatnya, tentu saja instrumen-instrumen tersebut tidak akan bekerja dengan baik. Namun, jika mereka merawatnya dengan teliti, model-model instrumen yang berbeda tidak akan menjadi masalah. Adalah penting untuk memahami, untuk mengerti.

Karena itulah, para masyayikh pembimbing kita mengamati posisi-posisi kita, apakah kalian datang kemari secara keseluruhan untuk mendedikasikan diri kalian di sini. Ataukah, sebagaimana mereka berkata, sebagian di antara yang hadir ini menaruh pemahaman mereka ke tempat lain, karena pusat pemahaman bukanlah di sini (Mawlana menunjuk ke kepala beliau), melainkan ada di hati/qalbu. Artinya orang-orang itu (yang mengarahkan perhatiannya ke tempat lain) hati mereka datang dan pergi, malah melakukan bisnis di timur dan barat. Lalu apa artinya mereka duduk di sini? Apa yang akan mereka dapatkan? Nol! Jika seperti ini (sambil memegang sebuah bel dengan bukaan cungkup mengarah ke bawah) tak sesuatu pun dapat mengisinya, tetapi jika kalian datang seperti ini (memegang bel dengan bukaan cungkupnya ke atas) maka kalian dapat mengambil sesuatu. Buatlah (bukaannya) lebih lebar!

Kapasitas fisik manusia, wujud fisik manusia tidaklah penting. Wujud fisik kita demikian kecil, tetapi kapasitas pemahaman kita dapat mencapai timur hingga barat, dari utara hingga selatan, dari Bumi hingga Lelangit! Karena itulah kita telah dimuliakan oleh Tuhan Semesta Alam, Allah `Azza wa Jalla (Mawlana Syaikh berdiri) dengan suatu kekhususan yang tidak dikaruniakan kepada satu pun makhluk lainnya. Inilah salah satu makna dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
wa idh qaala rabbuka li'l-malaa'ikati innee jaailun fil `ardi khalifah,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
(Quran Surah al-Baqarah 2:30)

(Mawlana Syaikh duduk). Seorang khalifah, untuk menjadi wakil.  Itulah titik terakhir yang mungkin untuk dicapai suatu ciptaan. Di luar itu, tak seorang pun dapat memahami apa yang dipahami Manusia. Tak ada satu makhluq lain pun yang dapat mencapai kemampuan kita, dan kapasitas yang kita miliki ini tidak pernah dikaruniakan kepada satu pun makhluk ciptaan lainnya. Al-`Azhamatu lillahi! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd [5].
Karena itulah, Wahai Manusia, berusahalah untuk belajar! Kita harus berusaha untuk belajar. Namun, memang telah ditutup bagi diri kita, tidak ada pembukaan (fath). Jika suatu pembukaan muncul, tak berhingga jumlahnya samudera-samudera akan terbuka dalam ranah-ranah yang tak berhingga pula jumlahnya, dan keseluruhannya akan memberikan tanda-tanda yang mengarah kepada Keagungan Tanpa Batas, Keagungan Tertinggi, Pujian paling Agung, Kekuatan paling Akbar yang menjadi milik Tuhan seluruh ummat Manusia, Tuhan seluruh Ciptaan. Kapasitas diri kita demikian besar, bahkan sekalipun diri kita (secara fisik) adalah ciptaan yang kecil. Kapasitas diri kita meliputi seluruh alam semesta ini. Bahkan jika seandainya alam semesta ini memiliki ukuran yang jutaan atau triliunan kali, atau quadrilliun kali lebih besar, dan lebih besar, dan lebih besar dari alam semesta yang kita tempati sekarang ini, kita pun masih memiliki suatu kekuatan untuk menjangkaunya, untuk meliputinya. Allahu Akbar! Ini semua telah diberikan kepada kita. Allahu Akbar! Subhaan Allah, Sultaan Allah, Kariim Allah. (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk kembali).
Manusia diciptakan dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Saat kita terlahir ke dunia ini, kita tidak tahu akan apa pun. (Sebenarnya) Mengetahui, tetapi belum dibukakan. Kita telah dikaruniai suatu kekuatan yang demikian dahsyatnya untuk memahami. Namun, jika kita melihat pada wujud fisik kita, kita mengatakan bahwa hal tersebut adalah tidak mungkin. Padahal, siapakah Tuhan Semesta Alam ini? Dia-lah Ia Yang membuat sesuatu yan tak mungkin menjadi mungkin! Allahu Akbar! Kita telah dikaruniai kekuatan tersebut, dan tidak hanya kekuatan, tetapi kita juga dikaruniai wewenang dan otoritas atas kekuatan tersebut, sehingga kita dapat menggunakan kekuatan itu pula.
Wahai Manusia! Dengarkanlah dan berusahalah untuk ternaungi oleh tajalli (manifestasi) Surgawi ini, dengan datang kemari. Berusahalah untuk berada bersama ruhaniyah (spiritualitas) diri kalian. Jika kalian menggunakan kapasitas fisik diri kalian, maka kalian tak akan mampu menggapainya. Tetapi Allah Ta’ala telah mengirimkan hamba-hamba suci-Nya, serta Khatamul Anbiya’, Stempel Para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ’alayhi wa aalihi wasallam (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk), untuk membuat suatu jalan atau membuat sejumlah jalan bagi Manusia untuk menggapai suatu pembukaan. Siapa yang datang dan memohon, para Nabi dapat membukakan bagi mereka. Tingkatan para Nabi yang memberikan pembukaan ini bagi manusia bergantung pada tingkatan orang yang memohonnya. Hakikat-hakikat seperti ini tak mungkin kalian pelajari hanya dengan membaca buku. Tidak, tidak. Kalian dapat mencapai samudera-samudera itu hanya melalui hamba-hamba Surgawi. Para Nabi nampak seperti manusia biasa, tetapi wujud sejati mereka berasal dari Surga. Cobalah untuk mengerti!

Wahai Manusia! Mereka datang dengan membawa kunci-kunci bagi kekayaan untuk setiap orang, karena setiap orang yang telah dikaruniai suatu bagian dari kekayaan Surgawi ini harus pula memiliki kunci suci; bukan sekedar kunci biasa, tetapi suatu kunci suci, dan kunci-kunci ini memiliki tingkatan-tingkatannya yang berbeda-beda. Jangan kira bahwa satu kunci dapat membuka segala sesuatunya, tidak! Ada tak berhingga banyaknya kunci untuk setiap sesuatu yang ada di Samudera-Samudera Hadirat Ilahi, yang akan terbukabagi para khalifah (wakil), untuk menunjukkan pada mereka sesuatu dari Keagungan Ilahi milik Tuhan Semesta Alam. Dan setelah itu, akan berhenti dan hanya ada satu untuk mencapai Hadirat Ilahi dan posisinya adalah 100% berbeda. Dia hanyalah Satu. Keesaan Tuhan Pencipta seluruh Ciptaan tak akan pernah menerima dua; Satu untuk satu.

Semoga Allah mengampuni diri kita, dan mengaruniakan pada kita sesuatu untuk kita pahami. Dan mereka membuat suatu wejangan seperti itu yang mungkin amat sulit untuk menjumpainya di buku mana pun. Dan setiap kitab suci pernah menyebutkan hal ini, namun untuk mencapai titik pemahaman seperti ini adalah musykil, suatu problem. Mereka mendatangi pintu masuknya dan mencoba berbagai kunci, tapi tak ada yang berhasil membukanya. Ada kunci-kunci khusus untuk setiap kekayaan surgawi yang dikaruniakan bagi para khalifah / wakil dan mereka boleh memakai kunci-kunci tersebut dengan seorang Malaikat, tidak sendirian. Mereka dapat memakai kunci tersebut dengan (bantuan) seorang malaikat atua dua atau tiga atau tujuh atau 70, dan bergantung pada kekuatan mereka, akan muncul kekuatan untuk suatu pembukaan.
Kita tidak tahu apa-apa! Kita tidak tahu apa-apa! Pengetahuan Ilahi adalah tanpa batas, tanpa akhir, dan karena Hari Pembalasan tengah mendekat, mereka memberikannya sekarang bagi kita agar kita dapat mencicipi sesuatu dari (pengetahuan) Ilaahiyyaat, Divinity, Ketuhanan, dan di bawah naungannya terdapat tingkatan-tingkatan Surgawi untuk mempersiapkan diri mereka mendapatkan apa yang mereka tak pernah bayangkan. Mereka berpikir bahwa Penciptaan ini cuma sekedar suatu kebetulan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala  memaafkan kita semua dan memberikan kepada kita suatu pemahaman yang dengannya kita dapat mencapai tingkatan-tingkatan Surga itu, dan dari situ kita dapat terus bergerak, berlanjut, berlanjut, dan terus berlanjut. Sang hamba bertanya, هَلْ مِن مَّزِيدٍ   Hal min mazeed? "Masih adakah tambahan?" (50:30) Dan malaikat pun menjawab, “Ya, pergilah dan cicipi, pergilah dan pahami, serta pergilah dan nikmati!”

Semoga Allah mengampuni kita semua demi kehormatan Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam! (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk). Kita memohon ampunan dan kekuatan bagi ruh kita untuk memahami.

Fatihah.

Jika kalian tidak datang ke sini, untuk apa kalian membuat saya berbicara?
(39 menit.)

(Mawlana Shaykh salat dua raka`at Salaat asy-Syukr.)

Catatan penerjemah:
[1]   Maksudnya ada di antara pemirsa suhbat yang menggunakan kekeliruan kecil dalam suhbat atau ucapan Mawlana Syaikh Nazim, untuk mempermalukan beliau dan mempermalukan pengikut tariqah dan tasawuf.
[2]   Lihat Al Quran Surah Al-Baqarah (2) ayat 18:
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uuna
”Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)”
Juga dalam ayat 171 surat yang sama:
….shummun bukmun 'umyun fahum laa ya'qiluuna
Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.”
[3]   Lihat Al-Quran Surah Al-A’raaf (7) ayat 179:
“walaqad dzara'naa lijahannama katsiiran mina aljinni waal-insi, lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a'yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aadzaanun laa yasma'uuna bihaa, ulaa-ika kaal-an'aami bal hum adhallu, ulaa-ika humu alghaafiluuna”
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
[4]   Mawlana Syaikh Nazhim biasa menggunakan ekspresi ‘mereka’ untuk mengacu kepada rantai Masyayikh Naqsybandi hingga ke Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam. Hal ini antara lain sebagai bentuk kerendahhatian beliau, sekaligus muraqabah beliau. Wallahu a’lam bissawab.
[5]   Al-`Azhamatu lillah! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd maknanya Keagungan adalah milik Allah! Allah lebih agung dari apa pun dan bagi Allah segala puji!

===============================================================

 In Everything There Is a Sign Indicating the Lord's Oneness
Sultan al Awliya
Mawlana Shaykh Nazim
13 June 2010      Lefke, Cyprus


Dastoor yaa Sayiddee, madad yaa Sultan al-Awliya. (Mawlana Shaykh stands.)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Azeez Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultaan Allah.
Your blessings, O our Lord, give Your most glorious, most praised, and most majestic blessings for Your most beloved one who was just created for every creation; the real reason for heavenly and majestic demands of the Lord of Heavens, the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s). And we are asking for all holy ones that are belonging to heavenly stations in this life, may Allah grant them much more honor and power. (Mawlana Shaykh sits.)

O people, our attenders, as-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Mashaa-Allah. First, coming from heavenly levels, praisings and honor on those people who know they are servants and they are humble ones and they know for what they have been created and they are taking much more care for their real missions. The mission of Mankind is only to be servants for their Creator, the Lord of Heavens. Allahu Akbar! (Mawlana Shaykh stands and sits.)

As-salaamu `alaykum
, our attenders! O our attenders! Don't leave to be among yourselves spying people, because Shaytan is sending its spies for spying, "To look at what that one is speaking and what kind of wrong things he may say, and we may take that wrong one and make a show in the east and west." And I am saying that One who is making this servant to be here is putting heavenly protection on that one, so that your eyes are not able to see, your ears are not able to hear, or your tongues are not able to speak against heavenly declarations. May Allah Almighty grant us His divinely protection.

We are saying, a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem. O our Lord! Make us far away from Shaytan and its followers. As long as they are not asking to hear Truth, they are deaf ones. As long as they are not asking to see what is the true position, they are not looking, because they are blind ones. And their tongues can't speak, because they are unable to understand and to prevent real declarations for reaching to Mankind. Therefore, we are saying a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem. That is our protection, surrounding us. When we are saying a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem, they can't hear, they can't speak, and they can't understand. And their positions are under the levels of animals. They have eyes but they can't see. They have ears but they can't hear. They have tongues but they are not able to stand up and to be witnesses for Truth. And we are coming and Allah Almighty (Mawlana Shaykh stands.) is asking from His servants to be true ones and be true witnesses for Truth, Eternal Truth! (Mawlana Shaykh sits.)

Yes, we have only been created for seeing Truth, for hearing Truth, for witnessing Truth, and for understanding heavenly Truth. We have been offered what is a heavenly offer for Mankind. And we are saying bismillahi 'r-Rahmani 'r-Raheem. (Mawlana Shaykh stands.) O our Lord, You are our Lord. Make us to understand, and to hear, and to be witnesses for real Truth. (Mawlana Shaykh sits.) Even animals, O people, all of them are witnessing Truth on their levels. And every atom is also witnessing.

Fa fee kulli shayin aayatun tadoolu annahu waahidun
, that is a heavenly declaration... fa fee kulli shayin lahu ayah tadullu annahu waahidun. Saheeh? True? If you are accepting your Prophet (s) and his inheritors, they are not leaving you on mistakes, no. They are correcting you. Therefore, sometimes some inspirations are coming, and when we are saying it in another way. They are making it more clear for us because we are surrendering to them and they are responsible when they are putting such a weak servant for addressing nations. They have responsibility for that weak servant not to make mistakes, and they are correcting until they are understanding. Doesn't matter, you may put milk in a big pot, or in a small pot, or in a glass, or in a cup, doesn't matter. Out-looking (appearance) is not important. What is important is what is really in it, that is important. It is important to make people to understand, to make like this, or make like that.

We are attenders and we are like students in primary school, small ones that the teacher is correcting, and therefore, sometimes we may say something, maybe its out-looking is different but what is contained in it is the same. You may drink water in your hand, you may drink water from a golden cup, you may drink water from an ordinary pot, or you may drink from a silver cup, the out-looking is not important, but what is inside is important.

Therefore, we are correcting, it doesn't matter. I know nothing, but they know and they are observing what we are saying and correcting it until people understand. But if people are attending such a meeting or association, coming and sitting, but renting their understanding somewhere else, to someone... what are they going to understand? Nothing. Therefore, be in your position every time that you have been asked to be in. There are so many instruments here and if those people are not taking care about them, they are not not working. But if they are taking care, the different models are not important, no. It is important to understand.

Therefore, our guides are looking at our positions. If you are coming here wholly, giving in such a way, and as they said, some of them are renting their understanding, because the center of understanding is not in here, (Mawlana points to his head) it is in the heart. That means their hearts  are going and coming, making business east and west, then what will it mean if they are sitting here? What can they take? Nothing. If like this (holding a bell upside down) nothing can fill in it, but if coming like this (right side up) then taking. Make it more wide!

Man's physical capacity, his physical being is unimportant. Our physical being is so small, but our capacity for understanding reaches from east to west, from north to south, from Earth to Heavens! Therefore, we have been honored by the Lord of Heavens, Allah Almighty (Mawlana Shaykh stands.) with such a qualification that no other creature has been granted. That is one meaning of Allah's saying:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
wa idh qaala rabbuka li'l-malaa'ikati innee jaailun fil `ardi khalifah,
Behold, thy Lord said to the angels: "I will create a vicegerent on earth."
(2:30)

(Mawlana Shaykh 
sits.) a khalifah, to be deputy. That is the last point a creature may reach. Beyond that no one is able to understand what Man is understanding.  Not any other creation is reaching our ability, and our capacity has never been granted to any other creature.  Al-`Azhamatu lillah! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd.
Therefore, O people, try to learn. We must try to learn. But yet we are closed, there is no opening. If an opening comes, countless oceans in countless territories will open, all of them are signaling endless majesty, most high majesty, most high praising, most high mightiness that belongs to the Lord of Mankind, the Lord of all Creation. Our capacity is so big even if we are such small ones. Our capacity is covering the whole universe. If such a universe may be many, millions or trillions, or quadrillions, bigger, bigger, bigger than this universe, and we have such a power to reach to them, to cover them. Allahu Akbar! That is granted to us. Allahu Akbar! Subhaan Allah, Sultaan Allah, Kareem Allah. (Mawlana Shaykh stands and sits.)
Man is created knowing nothing. When we were born we were knowing nothing. Knowing, but it was not opened. We have been granted such a power for understanding, but if we look at our physical beings, we say it is impossible. Who is the Lord of Heavens? He is that One making the impossible, possible! Allahu Akbar! We have been granted such a power and not only power, we have also been granted authority on power, and we can use that power also. 

O People! Hear and try to be under this heavenly appearance, coming here. Try to be with your spirituality. If you are using your physical capacity, you can't reach it. But Allah Almighty is sending His holy ones and the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s) (Mawlana Shaykh stands and sits.) to make a way or to make ways for Mankind to reach an opening. Who is coming and asking, prophets may open to them. The levels of the prophets, that which they are granting to people are according to the level of the people who are asking. And such realities you can't learn by reading books, no, no. You can reach to those oceans through heavenly ones. The prophets appear as Mankind but their real beings are from Heavens. Try to understand!

O People! They are coming with the keys for everyone's treasures, because everyone who has been granted such a grant from heavenly treasures must have the holy key; not an ordinary key, but a holy key, and the keys are in many different levels. Don't think that one key is opening everything, no. There are countless keys for everything from Divinely Presence Oceans, that will open for deputies, to show them something from the heavenly greatness of the Lord of Heavens. And beyond that, it will stop and there is only one for reaching the Divinely Presence and his position is just 100% different. He is only One. The Oneness of the Lord of all Creation is never accepting two; it is One to one.
May Allah forgive us and grant us something for understanding. And they are making such a speech that perhaps it is difficult to find in books, and every holy book has mentioned this, but to come to it is mushkil, a problem. They are coming up to the entrance and using different keys but not opening it. There are special keys for every heavenly treasure granted to the deputies and they may use it with an angel, not alone. They may use that key with an angel or two or three or seven or 70, and according to their powers comes the power for opening. We know nothing! We know nothing! Heavenly knowledge is never-ending and because the Last Day is approaching, they are granting it now to taste something about Ilaahiyaat, Divinity, and under it are heavenly levels to make them prepared for what they can never imagine. They are thinking that this Creation is such an accident. May Allah forgive us and give us such an understanding that we may reach to the levels of Heavens, that from there we may move, continue, continue, continue. The servant asks, هَلْ مِن مَّزِيدٍ   Hal min mazeed? "Is there any more?" (50:30) And angels respond, "Yes, go and taste, go and understand, and go and enjoy!"

May Allah forgive us for the honor of the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s)! (Mawlana Shaykh stands and sits.) We are asking for forgiveness and power to our souls for understanding. 

Fatihah.

If you are not coming here, for what are you making me to speak?

(39 minutes.)

(Mawlana Shaykh prays two raka`ats Salaat ash-Shukr.)



No comments: