Tuesday, August 24, 2010

Jenis-Jenis rumah Yang Tidak Dimasuki Malaikat

Berikut dibawah ini penjelasanya :
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةُ تَمَاثِيلَ
"Malaikat Tidak masuk rumah yang terdapat anjing dan gambar makhluq bernyawa di dalamnya".

(Muttafaq 'Alaih dari hadits Abu Tholhah, lafadz milik Bukhori)

Abdullah bin Abbas رضي الله عنه berkata:
يُرِيدُ التَّمَاثِيلَ الَّتِي فِيهَا الْأَرْوَاحُ

"Yang dimaksud adalah patung/ gambar bernyawa"

( AlBukhari)

Syaikh Utsaimin رحمه الله berkata:

"Bagaimana pendapatmu dengan rumah yang tidak dimasuki malaikat ? Sungguh itu rumah yang buruk…(Syarh Ar Riyadh).

Syaikh Abdul Muhsin حفظه الله berkata:

"Malaikat yang dimaksud ialah "Malikat Rahmah", adapun Malaikat yang di utus mencatat amal, mereka selalu bersama manusia, hal yang terdapat dalam hadits ini tidak menghalangi mereka untuk selalu menyertai manusia, dan di dalam hadits ini mengandung peringatan supaya jangan terjatuh dalam perkara-perkara (haram) ini…, dan anjing dikecualikan daripadanya anjing-anjing yang diizinkan, yaitu anjing untuk berburu, penunggu tanaman, atau anjing penunggu hewan ternak…, dan gambar yang di maksud ialah gambar makhluq bernyawa, baik berbentuk patung/relief maupun berbentuk gambar/lukisan…"(Syarh Abu Dawud).

Berkata Al Mubarak Furi pemilik kitab "Tuhfatul Ahwadzi":

"((Malaikat tidak masuk)) yang dimaksud ialah Malaikat "RAHMAH", bukan Malikat "HAFADZAH" (Yang senantiasa menyertai kita dan mencatat segala perilaku kita) dan bukan malaikat "MAUT" (Yang bertugas mencabut nyawa).

((RUMAH)), yang di maksud ialah tempat tinggal.

((ANJING)), kecuali anjing untuk berburu, penjaga ternak dan kebun, ada yang berpendapat "Anjing-anjing itu menghalangi juga, meskipun memeliharanya tidak terlarang".

((GAMBAR TAMATSIL)), yang dimaksud ialah "gambar" seperti dalam "Al QOMUSH" dan lainnya, artinya "gambar manusia dan binatang", berkata An Nawawi:

"Para Ulama berkata: Penyebab tidak masuknya "Malaikat" ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar ialah karena "GAMBAR" (makhluq bernyawa) itu merupakan perbuatan ma'siat yang teramat keji, dan menandingi ciptaan Allah Ta'ala, sebagian lagi disembah, dan sebab tidak masuknya karena "ANJING" anjing itu banyak makan najis, sebagian anjing ada yang dinamakan "SYETHAN" seperti dalam sebuah hadits (udah di bahas oleh penukil dalam blog ini), sementara Malaikat itu lawannaya Syethan, dan oleh karena bau "anjing" itu busuk, sementara Malaikat tidak menyenangi bau busuk, juga karena memelihara "anjing" terlarang (udah dibahas juga), maka pemeliharanya dihukum dengan tidak masuk Malaikat ke dalam rumahnya, tidak shalat di dalamnya, tidak memintakan ampunan, tidak memohonkan barokah, dan tidak pula melindungi (penghuni rumah) dari gangguan Syetan, Malikat-Malaikat yang tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar ialah Malaikat Rahmah, Yang memohonkan Barakah dan pengampunan, adapun Malikat "Hafadzah", mereka masuk ke setiap rumah dan tidak pernah berpisah dengan Bani Adam dalam setiap keadaan, sebab mereka di perintah untuk meliput segenap amalan (Bani Adam) dan menulisnya.

Berkata Al Khothobi: "Malaikat hanya tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar yang haram, adapun anjing yang tidak haram seperti anjing untuk berburu, penjaga kebun dan ternak dan gambar yang dihinakan seperti yang terdapat pada hamparan / tikar dan bantal serta lainnya maka tidak lah menghalangi masuknya Malaikat, Al Qodhi juga mengisyaratkan seperti yang dinyatakan oleh Al Khothobi, dan yang lebih tepat (ini Pendapat An Nawawi) mencakup seluruh jenis anjing dan gambar berdasarkan mutlaqnya berbagai hadits, dan oleh sebab "ANAK ANJING" yang di rumah Nabi صلى الله عليه وسلم yang terdapat di bawah ranjang itu "tidak nampak", beliau tidak mengetahui ada anak anjing (di dalam rumahnya), namun ternyata Jibril tidak mau masuk rumah dengan alasan "ANAK ANJING" itu, maka seandainya ada gambar dan anjing yang tidak menghalangi masuknya "Malaikat" niscaya Jibril pun tidak terhalang." (Tuhfah)
Patung di potong kepalanya supaya seperti pohon, gambar di kain di potong dijadikan dua bantal, dan anjing di usir dari rumah.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

أتاني جبريل فقال : إني كنت أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت عليك البيت الذي كنت فيه إلا أنه كان على الباب تماثيل و كان في البيت قرام ستر فيه تماثيل و كان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت فليقطع فيصير كهيئة الشجرة و مر بالستر فليقطع فيجعل وسادتين منبذتين توطئان و مر بالكلب فليخرج

"Jibril mendatangiku lalu berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu semalam dan tidak ada yang menghalangiku memasuki rumahmu melainkan di atas pintu ada beberapa patung, di dalam rumah ada kain tipis bergambar, serta ada anjing, maka perintahkan patung itu di potong kepalanya supaya menjadi seperti bentuk pohon dan perintahkan kain tipis penutup (dinding) itu dipotong lalu di jadikan dua bantal yang di sandari dan perintahkan dengan anjing supaya di keluarkan." (HR> Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi dll, dishahihkan Albani dalam shahihul jami')
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam "Syarhul 'Umdah":

"Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar baik di kain penutup, pakaian, dan yang lain, yang diberi keringanan ialah "gambar yang di injak (di hinakan) seperti hadits aisyah."
FAEDAH:

Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:

"Saya pernah mendengar beliau (Gurunya Syaikhul Islam) berkata perihal Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :

" لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة "

"Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar",

"Bila Malaikat yang mereka adalah makhluq terhalangi oleh anjing dan gambar dari memasuki rumah, maka akankah masuk ma'rifatullah (mengenal Allah) Azza wa Jalla, Cinta kepadaNya, Manisnya Dzikir kepadaNya, serta senang mendekat kepadaNya di dalam hati yang dipenuhi oleh anjing-anjing Syahwat dan gambar-gambar syahwat…"(Tafsir Ibnul Qoyyim).


Sumber :http://www.topblogakbar.co.cc/2010/08/jenis-rumah-yang-tidak-dimasuki.html

Wednesday, August 18, 2010

Delapan Proyek Sukses Ramadhan


السلام عليكم ورحمته الله وبركا تها

semoga bermanfaat
wass....zainal

Delapan Proyek Sukses Ramadhan

Oleh: Ulis Tofa, Lc

Muslim yang cerdas mengetahui bagaimana caranya meraih berkah, manfaat dan kebaikan bulan Ramadhan. Dalam setiap hari, jam, menit dan detiknya. Untuk meraih hal demikian dibutuhkan proyek yang harus dilaksanakan setiap muslim dalam mewujudkannya di bulan mulia ini. Dengan proyek ini, diharapkan bisa dievaluasi sejauh mana efektivitas ibadah Ramadhan berdampak pada peningkatan keimanan dan keshalehan.

Di antara proyek itu adalah :

Pertama, Proyek Jutaan Kebaikan Ramadhan

Adalah dengan Anda membaca Al Qur'an tiga Juz satu hari. Imam At Tirmidzi dalam hadits Hasan Shahih dari Abdullah bin Mas'ud ra. meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda:

" مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ: ألم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ ".

"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf."

Sederhananya kita bisa katakan: satu juz Al qur'an kira-kira berjumlah 7000 huruf x satu huruf dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban = 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) kebaikan. Anda bisa membaca satu juz dalam waktu kira-kira 40 menit paling lama.

Jika Anda mampu mengkhatamkan Al Qur'an satu kali saja di bulan Ramadhan, maka Anda biidznillah meraih 147 juta kebaikan. Jika Anda mengkhatamkan tiga kali : 147 x 3 = 441 juta kebaikan, padahal Allah swt. melipat gandakan pahala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Kedua, Proyek Terhindar dari Neraka dan Penyakit Nifaq

Proyek ini akan Anda raih dengan selalu menjaga shalat lima waktu di masjid dengan mendapatkan takbiratul ihram awal imam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

"مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ" .

"Barangsiapa yang shalat karena Allah empat puluh hari secara berjama'ah dengan mendapatkan takbiratul ihram pertama imam, maka ia dipastikan akan terhindar dari dua hal: terhindar dari api neraka dan terhindar dari penyakit nifaq atau munafiq."

Seorang generasi Tabi'in, Said bin Al Musayyib berkata:

"Tidaklah seorang muadzin mengumandangkan adzan selama tiga puluh tahun, kecuali saya sudah berada di dalam masjid."

Ketiga, Proyek 30 Kali Haji dan Umrah

Yaitu dengan menunggu di masjid setelah shalat berjama'ah Subuh sampai terbit matahari dengan melakukan shalat dua rekaat Dhuha. Imam At Tirmidzi meriwayatkan dengan hadits Hasan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

" من صلى الفجر في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة  تامةّ، تامةّ، تامةّ ".

"Barangsiapa yang shalat Shubuh berjama'ah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna."

Keempat, Proyek Do'a Tak Tertolak

Dengan cara melaksanakan seruan Allah swt. "Dan Tuhan kalian berfirman: Berdo'alah kepada-Ku, Pasti Aku kabulkan permintaan kalian." Ghafir:60

Dan hadits Nabi saw.:

"ثلاثة لا ترد دعوتهم: الصائم حتى يفطر، والإمام العادل، ودعوة المظلوم يرفعها الله فوق الغمام وتفتح لها أبواب السماء ويقول الرب: وعزتي وجلالي لأنصرنك ولو بعد حين " (رواه أحمد والترمذي)

"Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do'anya: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka. Pemimpin yang adik. Dan do'a orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: "Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu." Ahmad dan At Tirmidzi

Maka khususkan Anda berdo'a dalam setiap hari sepertiga jam (20 menit) sebelum buka puasa. Anda menyibukkan diri dengan dirimu sendiri, menghadap kiblat, Anda angkat kedua tangan ke langit, memohon kepada Tuhanmu dengan penuh ikhlas, rendah diri, penuh harap dan penerimaan. Kalau perlu Anda menyiapkan runtutan do'a yang akan Anda baca. Anda berdo'a untuk diri Anda, keluarga Anda, teman Anda serta umat muslim yang tertindas seperti di Palestina, Iraq, dan Afghanistan dan setiap penjuru umat muslim.

Kelima, Proyek 90 Rumah di Surga

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

" ما من عبد مسلم يصلي لله تعالى كل يوم اثنتي عشرة ركعة تطوعاً غير الفريضة إلا بنى الله له بيتاً في الجنة ".

"Tidaklah seorang hamba muslim yang melaksanakan shalat karena Allah setiap hari berjumlah 12 rakaat sunnah selain yang wajib, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga."

Ini artinya Anda shalat sunnah sehari semalam 37 rakaat selain shalat wajib. Cara pelaksanaannya demikian:

  • Menjaga melaksanakan shalat sunnah 12 rakaat
  • Melaksanakan shalat tarawaih dan witir minimal 11 rakaat
  • Melaksanakan shalat sunnah lainnya, seperti:
1.        Shalat Dhuha 4 rakaat 2.        Shalat tahiyatal masjid 2 rakaat minimal 3.        Shalat 2 rakaat setiap kali selesai berwudhu 4.        Shalat sunnah qabla Ashar 4 rakaat jika berkenan

Jumlahnya 37 rakaat, jumlah ini sepadan dengan 3 rumah di surga setiap hari, atau 90 rumah sepanjang bulan.

Keenam, Proyek Penghapusan Dosa

Dengan cara menunaikan umrah dan berziarah ke dua kota suci: Makkah dan Madinah. Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما إذا اجتُنبت الكبائر ".

"Dari umrah satu ke umrah yang lain, menghapus kesalahan antara waktu keduanya, jika tidak melakukan dosa besar."

Apalagi umrah di bulan Ramadhan yang memiliki pahala khusus, Rasulullah saw. bersabda:

"عمرة في رمضان تعدل حجة" أو قال: "حجة معي"

"Umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan haji." Dalam riwayat yang lain: "Sebanding haji bersamaku." Bukhari dan Muslim

Ketujuh, Proyek Rumah Masa Depan

Dengan cara Anda membagi anggota keluarga dalam semalam menjadi beberapa kelompok. Satu orang di antara mereka berjaga satu jam, kemudian membangunkan orang sesudahnya, ia bergantian untuk tidur. Buatlah jadwal dan pasang di dinding. Sehingga dengan demikian anggota keluarga sebenarnya shalat semalam suntuk di rumah. Betapa besar keutamaan dan kemuliaan yang akan diraih. Allah berfirman:

"Dan sebagian malam, maka shalat tahajuddlah sebagai ibadah nafilah kamu. Mudah-mudahan Allah membangunkan bagimu tempat yang terpuji." Al Isra':79

Anas bin Malik ra membagi malamnya menjadi tiga bagian: Ia bangun dan shalat di sepertiga malam awal. Kemudian ia membangunkan istrinya untuk shalat di sepertiga malam kedua. Kemudian istrinya membangunkan putrinya satu-satunya untuk melaksanakan shalat di sepertiga akhir. Ketika istrinya meningggal, Anas membagi malamnya menjadi dua bagian: ia shalat malam di separuh malam pertama, kemudian ia membangunkan putrinya untuk shalat malam di separuh malam terkahir. Ketika Anas meninggal dunia, putrinya berjuang untuk menghidupkan malam seluruhnya.

Kedelapan, Proyek Malam Sepanjang Umur

Yaitu dengan menghidupkan malam lailatul Qadar. Malam di mana Al Qur'an diturunkan di dalamnya.

Semoga dengan khusus kami bisa ketengahkan kegiatan atau proyek merebut malam lailatul qadar dalam tulisan berikutnya, insya Allah. Allahu a'lam. (dinukil dari artikel Dr. Al Hammadi)

 

Sunday, August 15, 2010

Pada Segala Sesuatu Ada Ayat yang Menunjukkan Keesaan Ilahi






Sultan al Awliya
Mawlana Shaykh Nazim
13 Juni 2010      Lefke, Cyprus


Dastoor yaa Sayiddee, madad yaa Sultan al-Awliya. (Mawlana Shaykh berdiri.)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Azeez Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultaan Allah.
Barakah-barakah-Mu, wahai Tuhan kami, karuniakanlah barakah-Mu yang termulia, terpuji dan teragung bagi ia yang paling Kau kasihi yang telah Kau ciptakan bagi segenap makhluq-Mu; yang menjadi sebab sejati akan Kehendak Agung dan Surgawi Tuhan Semesta Alam, ialah Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam. Dan kami memohonkan bagi seluruh hamba-hamba suci-Mu yang memiliki kedudukan-kedudukan surgawi di kehidupan ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan pada mereka lebih banyak lagi kehormatan dan kekuatan. (Mawlana Syaikh duduk).

Wahai manusia, wahai pemirsa kami, as-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Maasya Allah. Pertama-tama, dari tingkatan-tingkatan surgawi, tercurah pepujian dan kehormatan bagi orang-orang yang memahami kedudukan mereka sebagai hamba, dan mereka adalah orang-orang yang tawadu’, dan mereka tahu untuk apa mereka diciptakan, dan mereka begitu memelihara misi sejati mereka. Misi Manusia hanyalah untuk menjadi hamba-hamba bagi Pencipta mereka, Tuhan Semesta Alam. Allahu Akbar! (Mawlana Syaikh berdiri dan kemudian duduk).

As-salaamu `alaykum, pemirsa-pemirsa kami! Wahai para pemirsa! Jangan biarkan ada di antara kalian orang yang memata-matai kalian, karena Syaitan menyebar pembantu-pembantunya untuk memata-matai, “Untuk melihat apa yang dikatakan orang itu dan kekeliruan apa yang mungkin akan ia ucapkan, untuk dapat kita gunakan dan tunjukkan ke timur dan ke barat.” [1] Dan saya mengatakan bahwa Ia yang menaruh hamba ini (yaitu Mawlana Syaikh Nazim, red.) di sini, memberikan pula perlindungan Ilahiah-Nya bagi hamba tersebut, sehingga mata kalian tak dapat melihatnya, telinga-telinga kalian tak dapat mendengarnya, atau lidah-lidah kalian tak dapat berbicara melawan pernyataan-pernyataan Langit yang ia sampaikan. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengaruniakan pada kita Perlindungan Ilahiah-Nya.

Dan kita mengucapkan, A’uudzu billahi min asy-Syaithani `r-rajiim. Wahai Tuhan kami! Jauhkanlah diri kami dari Syaitan dan para pengikutnya. Selama mereka tidak menginginkan untuk mendengar Kebenaran, maka mereka tetap saja menjadi orang-orang yang tuli. Selama mereka tidak meminta untuk dapat melihat posisi yang benar, mereka tak akan dapat melihat, karena mereka adalah orang-orang yang buta. Dan lidah mereka tak dapat berbicara, karena mereka tak mampu memahami dan tak mampu pula mencegah pernyataan-pernyataan sejati ini mencapai Manusia [2]. Karena itulah, kami mengucapkan `A’uudzu billahi min asy-Syathani `r-rajiim. Itulah perlindungan bagi kita yang meliputi diri kita semua. Saat kita mengucapkan A`uudzu bullahi min asy-Syaithani `r-rajiim, mereka (Syaitan dan bala tentaranya, red.) tak akan dapat mendengar, mereka tak dapat berbicara, dan mereka tak dapat memahami. Dan kedudukan mereka berada di bawah level binatang. Mereka memiliki mata tetapi tak dapat melihat. Mereka memiliki telinga tetapi tak dapat mendengar. Mereka memiliki lidah tetapi mereka tak mampu berdiri dan menjadi saksi Kebenaran [3]. Dan kami datang, dan Allah Ta’ala (Mawlana Syaikh berdiri) meminta hamba-hamba-Nya untuk menjadi orang-orang yang jujur/siddiq dan menjadi saksi-saksi jujur akan Kebenaran, Kebenaran Abadi! (Mawlana Syaikh duduk).

Ya, tidaklah kita diciptakan melainkan untuk melihat Kebenaran, untuk mendengar Kebenaran, dan untuk menyaksikan Kebenaran, dan untuk memahami Kebenaran Surgawi. Sebagai manusia, kita telah diberikan penawaran Surga.
Dan kita mengucapkan Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim. (Mawlana Syaikh berdiri). Wahai Tuhan kami, Engkaulah Tuhan kami. Karuniakanlah pada kami pemahaman, untuk dapat melihat, dan untuk dapat menjadi saksi atas Kebenaran Sejati. (Mawlana Syaikh duduk). Bahkan hewan-hewan pun, Wahai Manusia, mereka semuanya menyaksikan Kebenaran pada level mereka masing-masing. Demikian pula setiap atom juga menjadi saksi atas Kebenaran tersebut!

Fa fii kulli syai-‘in aayatun taduulu annahuu waahidun, suatu deklarasi Surgawi… fa fii kulli syai-in lahu aayah tadullu annahuu waahidun. Sahiih? Benar? Jika kalian menerima Nabi kalian sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam dan para pewaris beliau, maka mereka pun tidak akan membiarkan kalian membuat suatu kekeliruan, tidak! Mereka akan membenarkanmu. Karena itulah, terkadang beberapa inspirasi berdatangan, dan kemudian kami mengatakannya dengan cara yang berbeda. Mereka membuatnya lebih jelas bagi kita karena kita berserah diri pada mereka dan mereka bertanggung jawab saat mereka menaruh seorang hamba yang lemah ini untuk berbicara di hadapan segenap ummat. Mereka bertanggung jawab atas hamba lemah tersebut agar ia tidak membuat kekeliruan, dan mereka akan mengoreksinya sampai orang-orang yang mendengarnya memahaminya. Tidak penting, apakah kalian menuangkan susu ke suatu kendi yang besar, atau ke dalam botol kecil, atau ke dalam gelas atau cangkir, tidak masalah. Tampilan luar bukanlah hal yang penting. Yang terpenting adalah apa yang sesungguhnya berada di dalamnya, itulah yang penting. Adalah penting untuk membuat orang-orang memahami, menjadikannya seperti ini atau seperti itu.

Kita semua adalah pemirsa dan kita semua seperti murid-murid di suatu sekolah dasar, anak-anak kecil yang masih membutuhkan gurunya untuk membenarkan mereka. Karena itulah saat kita mengatakan sesuatu, kadang-kadang tampilan luarnya mungkin berbeda, namun apa yang dikandungnya tetaplah sama. Kalian dapat meminum air dengan tangan kalian, atau dapat pula meminum air itu dari suatu cangkir emas, kalian mungkin pula meminum air itu dari suatu kendi biasa, atau dari suatu kendi perak. Wadah luar tidaklah penting. Apa yang ada di dalamnya, itulah yang penting.

Karena itulah, kami mengoreksi apa yang barusan kami sampaikan, tidak masalah. Saya tidak mengetahui apa pun, merekalah [4] yang tahu dan mengamati apa yang kami ucapkan dan mengoreksinya supaya orang-orang memahaminya. Tetapi jika orang-orang yang menghadiri pertemuan atau asosiasi seperti ini, datang dan duduk, namun mengarahkan pemahaman mereka ke tempat lain, ke orang lain… maka apa yang akan mereka dapat pahami (dari pertemuan ini, red.)? Tak ada. Jadi, beradalah pada posisi kalian setiap kali kalian diminta untuk berada di situ. Ada banyak sekali instrumen di sini, dan jika orang-orang tersebut tidak merawatnya, tentu saja instrumen-instrumen tersebut tidak akan bekerja dengan baik. Namun, jika mereka merawatnya dengan teliti, model-model instrumen yang berbeda tidak akan menjadi masalah. Adalah penting untuk memahami, untuk mengerti.

Karena itulah, para masyayikh pembimbing kita mengamati posisi-posisi kita, apakah kalian datang kemari secara keseluruhan untuk mendedikasikan diri kalian di sini. Ataukah, sebagaimana mereka berkata, sebagian di antara yang hadir ini menaruh pemahaman mereka ke tempat lain, karena pusat pemahaman bukanlah di sini (Mawlana menunjuk ke kepala beliau), melainkan ada di hati/qalbu. Artinya orang-orang itu (yang mengarahkan perhatiannya ke tempat lain) hati mereka datang dan pergi, malah melakukan bisnis di timur dan barat. Lalu apa artinya mereka duduk di sini? Apa yang akan mereka dapatkan? Nol! Jika seperti ini (sambil memegang sebuah bel dengan bukaan cungkup mengarah ke bawah) tak sesuatu pun dapat mengisinya, tetapi jika kalian datang seperti ini (memegang bel dengan bukaan cungkupnya ke atas) maka kalian dapat mengambil sesuatu. Buatlah (bukaannya) lebih lebar!

Kapasitas fisik manusia, wujud fisik manusia tidaklah penting. Wujud fisik kita demikian kecil, tetapi kapasitas pemahaman kita dapat mencapai timur hingga barat, dari utara hingga selatan, dari Bumi hingga Lelangit! Karena itulah kita telah dimuliakan oleh Tuhan Semesta Alam, Allah `Azza wa Jalla (Mawlana Syaikh berdiri) dengan suatu kekhususan yang tidak dikaruniakan kepada satu pun makhluk lainnya. Inilah salah satu makna dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
wa idh qaala rabbuka li'l-malaa'ikati innee jaailun fil `ardi khalifah,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
(Quran Surah al-Baqarah 2:30)

(Mawlana Syaikh duduk). Seorang khalifah, untuk menjadi wakil.  Itulah titik terakhir yang mungkin untuk dicapai suatu ciptaan. Di luar itu, tak seorang pun dapat memahami apa yang dipahami Manusia. Tak ada satu makhluq lain pun yang dapat mencapai kemampuan kita, dan kapasitas yang kita miliki ini tidak pernah dikaruniakan kepada satu pun makhluk ciptaan lainnya. Al-`Azhamatu lillahi! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd [5].
Karena itulah, Wahai Manusia, berusahalah untuk belajar! Kita harus berusaha untuk belajar. Namun, memang telah ditutup bagi diri kita, tidak ada pembukaan (fath). Jika suatu pembukaan muncul, tak berhingga jumlahnya samudera-samudera akan terbuka dalam ranah-ranah yang tak berhingga pula jumlahnya, dan keseluruhannya akan memberikan tanda-tanda yang mengarah kepada Keagungan Tanpa Batas, Keagungan Tertinggi, Pujian paling Agung, Kekuatan paling Akbar yang menjadi milik Tuhan seluruh ummat Manusia, Tuhan seluruh Ciptaan. Kapasitas diri kita demikian besar, bahkan sekalipun diri kita (secara fisik) adalah ciptaan yang kecil. Kapasitas diri kita meliputi seluruh alam semesta ini. Bahkan jika seandainya alam semesta ini memiliki ukuran yang jutaan atau triliunan kali, atau quadrilliun kali lebih besar, dan lebih besar, dan lebih besar dari alam semesta yang kita tempati sekarang ini, kita pun masih memiliki suatu kekuatan untuk menjangkaunya, untuk meliputinya. Allahu Akbar! Ini semua telah diberikan kepada kita. Allahu Akbar! Subhaan Allah, Sultaan Allah, Kariim Allah. (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk kembali).
Manusia diciptakan dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Saat kita terlahir ke dunia ini, kita tidak tahu akan apa pun. (Sebenarnya) Mengetahui, tetapi belum dibukakan. Kita telah dikaruniai suatu kekuatan yang demikian dahsyatnya untuk memahami. Namun, jika kita melihat pada wujud fisik kita, kita mengatakan bahwa hal tersebut adalah tidak mungkin. Padahal, siapakah Tuhan Semesta Alam ini? Dia-lah Ia Yang membuat sesuatu yan tak mungkin menjadi mungkin! Allahu Akbar! Kita telah dikaruniai kekuatan tersebut, dan tidak hanya kekuatan, tetapi kita juga dikaruniai wewenang dan otoritas atas kekuatan tersebut, sehingga kita dapat menggunakan kekuatan itu pula.
Wahai Manusia! Dengarkanlah dan berusahalah untuk ternaungi oleh tajalli (manifestasi) Surgawi ini, dengan datang kemari. Berusahalah untuk berada bersama ruhaniyah (spiritualitas) diri kalian. Jika kalian menggunakan kapasitas fisik diri kalian, maka kalian tak akan mampu menggapainya. Tetapi Allah Ta’ala telah mengirimkan hamba-hamba suci-Nya, serta Khatamul Anbiya’, Stempel Para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ’alayhi wa aalihi wasallam (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk), untuk membuat suatu jalan atau membuat sejumlah jalan bagi Manusia untuk menggapai suatu pembukaan. Siapa yang datang dan memohon, para Nabi dapat membukakan bagi mereka. Tingkatan para Nabi yang memberikan pembukaan ini bagi manusia bergantung pada tingkatan orang yang memohonnya. Hakikat-hakikat seperti ini tak mungkin kalian pelajari hanya dengan membaca buku. Tidak, tidak. Kalian dapat mencapai samudera-samudera itu hanya melalui hamba-hamba Surgawi. Para Nabi nampak seperti manusia biasa, tetapi wujud sejati mereka berasal dari Surga. Cobalah untuk mengerti!

Wahai Manusia! Mereka datang dengan membawa kunci-kunci bagi kekayaan untuk setiap orang, karena setiap orang yang telah dikaruniai suatu bagian dari kekayaan Surgawi ini harus pula memiliki kunci suci; bukan sekedar kunci biasa, tetapi suatu kunci suci, dan kunci-kunci ini memiliki tingkatan-tingkatannya yang berbeda-beda. Jangan kira bahwa satu kunci dapat membuka segala sesuatunya, tidak! Ada tak berhingga banyaknya kunci untuk setiap sesuatu yang ada di Samudera-Samudera Hadirat Ilahi, yang akan terbukabagi para khalifah (wakil), untuk menunjukkan pada mereka sesuatu dari Keagungan Ilahi milik Tuhan Semesta Alam. Dan setelah itu, akan berhenti dan hanya ada satu untuk mencapai Hadirat Ilahi dan posisinya adalah 100% berbeda. Dia hanyalah Satu. Keesaan Tuhan Pencipta seluruh Ciptaan tak akan pernah menerima dua; Satu untuk satu.

Semoga Allah mengampuni diri kita, dan mengaruniakan pada kita sesuatu untuk kita pahami. Dan mereka membuat suatu wejangan seperti itu yang mungkin amat sulit untuk menjumpainya di buku mana pun. Dan setiap kitab suci pernah menyebutkan hal ini, namun untuk mencapai titik pemahaman seperti ini adalah musykil, suatu problem. Mereka mendatangi pintu masuknya dan mencoba berbagai kunci, tapi tak ada yang berhasil membukanya. Ada kunci-kunci khusus untuk setiap kekayaan surgawi yang dikaruniakan bagi para khalifah / wakil dan mereka boleh memakai kunci-kunci tersebut dengan seorang Malaikat, tidak sendirian. Mereka dapat memakai kunci tersebut dengan (bantuan) seorang malaikat atua dua atau tiga atau tujuh atau 70, dan bergantung pada kekuatan mereka, akan muncul kekuatan untuk suatu pembukaan.
Kita tidak tahu apa-apa! Kita tidak tahu apa-apa! Pengetahuan Ilahi adalah tanpa batas, tanpa akhir, dan karena Hari Pembalasan tengah mendekat, mereka memberikannya sekarang bagi kita agar kita dapat mencicipi sesuatu dari (pengetahuan) Ilaahiyyaat, Divinity, Ketuhanan, dan di bawah naungannya terdapat tingkatan-tingkatan Surgawi untuk mempersiapkan diri mereka mendapatkan apa yang mereka tak pernah bayangkan. Mereka berpikir bahwa Penciptaan ini cuma sekedar suatu kebetulan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala  memaafkan kita semua dan memberikan kepada kita suatu pemahaman yang dengannya kita dapat mencapai tingkatan-tingkatan Surga itu, dan dari situ kita dapat terus bergerak, berlanjut, berlanjut, dan terus berlanjut. Sang hamba bertanya, هَلْ مِن مَّزِيدٍ   Hal min mazeed? "Masih adakah tambahan?" (50:30) Dan malaikat pun menjawab, “Ya, pergilah dan cicipi, pergilah dan pahami, serta pergilah dan nikmati!”

Semoga Allah mengampuni kita semua demi kehormatan Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad sallAllahu ‘alayhi wa aalihi wasallam! (Mawlana Syaikh berdiri dan duduk). Kita memohon ampunan dan kekuatan bagi ruh kita untuk memahami.

Fatihah.

Jika kalian tidak datang ke sini, untuk apa kalian membuat saya berbicara?
(39 menit.)

(Mawlana Shaykh salat dua raka`at Salaat asy-Syukr.)

Catatan penerjemah:
[1]   Maksudnya ada di antara pemirsa suhbat yang menggunakan kekeliruan kecil dalam suhbat atau ucapan Mawlana Syaikh Nazim, untuk mempermalukan beliau dan mempermalukan pengikut tariqah dan tasawuf.
[2]   Lihat Al Quran Surah Al-Baqarah (2) ayat 18:
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uuna
”Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)”
Juga dalam ayat 171 surat yang sama:
….shummun bukmun 'umyun fahum laa ya'qiluuna
Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.”
[3]   Lihat Al-Quran Surah Al-A’raaf (7) ayat 179:
“walaqad dzara'naa lijahannama katsiiran mina aljinni waal-insi, lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a'yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aadzaanun laa yasma'uuna bihaa, ulaa-ika kaal-an'aami bal hum adhallu, ulaa-ika humu alghaafiluuna”
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
[4]   Mawlana Syaikh Nazhim biasa menggunakan ekspresi ‘mereka’ untuk mengacu kepada rantai Masyayikh Naqsybandi hingga ke Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam. Hal ini antara lain sebagai bentuk kerendahhatian beliau, sekaligus muraqabah beliau. Wallahu a’lam bissawab.
[5]   Al-`Azhamatu lillah! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd maknanya Keagungan adalah milik Allah! Allah lebih agung dari apa pun dan bagi Allah segala puji!

===============================================================

 In Everything There Is a Sign Indicating the Lord's Oneness
Sultan al Awliya
Mawlana Shaykh Nazim
13 June 2010      Lefke, Cyprus


Dastoor yaa Sayiddee, madad yaa Sultan al-Awliya. (Mawlana Shaykh stands.)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Azeez Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultaan Allah.
Your blessings, O our Lord, give Your most glorious, most praised, and most majestic blessings for Your most beloved one who was just created for every creation; the real reason for heavenly and majestic demands of the Lord of Heavens, the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s). And we are asking for all holy ones that are belonging to heavenly stations in this life, may Allah grant them much more honor and power. (Mawlana Shaykh sits.)

O people, our attenders, as-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Mashaa-Allah. First, coming from heavenly levels, praisings and honor on those people who know they are servants and they are humble ones and they know for what they have been created and they are taking much more care for their real missions. The mission of Mankind is only to be servants for their Creator, the Lord of Heavens. Allahu Akbar! (Mawlana Shaykh stands and sits.)

As-salaamu `alaykum
, our attenders! O our attenders! Don't leave to be among yourselves spying people, because Shaytan is sending its spies for spying, "To look at what that one is speaking and what kind of wrong things he may say, and we may take that wrong one and make a show in the east and west." And I am saying that One who is making this servant to be here is putting heavenly protection on that one, so that your eyes are not able to see, your ears are not able to hear, or your tongues are not able to speak against heavenly declarations. May Allah Almighty grant us His divinely protection.

We are saying, a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem. O our Lord! Make us far away from Shaytan and its followers. As long as they are not asking to hear Truth, they are deaf ones. As long as they are not asking to see what is the true position, they are not looking, because they are blind ones. And their tongues can't speak, because they are unable to understand and to prevent real declarations for reaching to Mankind. Therefore, we are saying a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem. That is our protection, surrounding us. When we are saying a`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem, they can't hear, they can't speak, and they can't understand. And their positions are under the levels of animals. They have eyes but they can't see. They have ears but they can't hear. They have tongues but they are not able to stand up and to be witnesses for Truth. And we are coming and Allah Almighty (Mawlana Shaykh stands.) is asking from His servants to be true ones and be true witnesses for Truth, Eternal Truth! (Mawlana Shaykh sits.)

Yes, we have only been created for seeing Truth, for hearing Truth, for witnessing Truth, and for understanding heavenly Truth. We have been offered what is a heavenly offer for Mankind. And we are saying bismillahi 'r-Rahmani 'r-Raheem. (Mawlana Shaykh stands.) O our Lord, You are our Lord. Make us to understand, and to hear, and to be witnesses for real Truth. (Mawlana Shaykh sits.) Even animals, O people, all of them are witnessing Truth on their levels. And every atom is also witnessing.

Fa fee kulli shayin aayatun tadoolu annahu waahidun
, that is a heavenly declaration... fa fee kulli shayin lahu ayah tadullu annahu waahidun. Saheeh? True? If you are accepting your Prophet (s) and his inheritors, they are not leaving you on mistakes, no. They are correcting you. Therefore, sometimes some inspirations are coming, and when we are saying it in another way. They are making it more clear for us because we are surrendering to them and they are responsible when they are putting such a weak servant for addressing nations. They have responsibility for that weak servant not to make mistakes, and they are correcting until they are understanding. Doesn't matter, you may put milk in a big pot, or in a small pot, or in a glass, or in a cup, doesn't matter. Out-looking (appearance) is not important. What is important is what is really in it, that is important. It is important to make people to understand, to make like this, or make like that.

We are attenders and we are like students in primary school, small ones that the teacher is correcting, and therefore, sometimes we may say something, maybe its out-looking is different but what is contained in it is the same. You may drink water in your hand, you may drink water from a golden cup, you may drink water from an ordinary pot, or you may drink from a silver cup, the out-looking is not important, but what is inside is important.

Therefore, we are correcting, it doesn't matter. I know nothing, but they know and they are observing what we are saying and correcting it until people understand. But if people are attending such a meeting or association, coming and sitting, but renting their understanding somewhere else, to someone... what are they going to understand? Nothing. Therefore, be in your position every time that you have been asked to be in. There are so many instruments here and if those people are not taking care about them, they are not not working. But if they are taking care, the different models are not important, no. It is important to understand.

Therefore, our guides are looking at our positions. If you are coming here wholly, giving in such a way, and as they said, some of them are renting their understanding, because the center of understanding is not in here, (Mawlana points to his head) it is in the heart. That means their hearts  are going and coming, making business east and west, then what will it mean if they are sitting here? What can they take? Nothing. If like this (holding a bell upside down) nothing can fill in it, but if coming like this (right side up) then taking. Make it more wide!

Man's physical capacity, his physical being is unimportant. Our physical being is so small, but our capacity for understanding reaches from east to west, from north to south, from Earth to Heavens! Therefore, we have been honored by the Lord of Heavens, Allah Almighty (Mawlana Shaykh stands.) with such a qualification that no other creature has been granted. That is one meaning of Allah's saying:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
wa idh qaala rabbuka li'l-malaa'ikati innee jaailun fil `ardi khalifah,
Behold, thy Lord said to the angels: "I will create a vicegerent on earth."
(2:30)

(Mawlana Shaykh 
sits.) a khalifah, to be deputy. That is the last point a creature may reach. Beyond that no one is able to understand what Man is understanding.  Not any other creation is reaching our ability, and our capacity has never been granted to any other creature.  Al-`Azhamatu lillah! Allahu Akbar wa lillaahi `l-hamd.
Therefore, O people, try to learn. We must try to learn. But yet we are closed, there is no opening. If an opening comes, countless oceans in countless territories will open, all of them are signaling endless majesty, most high majesty, most high praising, most high mightiness that belongs to the Lord of Mankind, the Lord of all Creation. Our capacity is so big even if we are such small ones. Our capacity is covering the whole universe. If such a universe may be many, millions or trillions, or quadrillions, bigger, bigger, bigger than this universe, and we have such a power to reach to them, to cover them. Allahu Akbar! That is granted to us. Allahu Akbar! Subhaan Allah, Sultaan Allah, Kareem Allah. (Mawlana Shaykh stands and sits.)
Man is created knowing nothing. When we were born we were knowing nothing. Knowing, but it was not opened. We have been granted such a power for understanding, but if we look at our physical beings, we say it is impossible. Who is the Lord of Heavens? He is that One making the impossible, possible! Allahu Akbar! We have been granted such a power and not only power, we have also been granted authority on power, and we can use that power also. 

O People! Hear and try to be under this heavenly appearance, coming here. Try to be with your spirituality. If you are using your physical capacity, you can't reach it. But Allah Almighty is sending His holy ones and the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s) (Mawlana Shaykh stands and sits.) to make a way or to make ways for Mankind to reach an opening. Who is coming and asking, prophets may open to them. The levels of the prophets, that which they are granting to people are according to the level of the people who are asking. And such realities you can't learn by reading books, no, no. You can reach to those oceans through heavenly ones. The prophets appear as Mankind but their real beings are from Heavens. Try to understand!

O People! They are coming with the keys for everyone's treasures, because everyone who has been granted such a grant from heavenly treasures must have the holy key; not an ordinary key, but a holy key, and the keys are in many different levels. Don't think that one key is opening everything, no. There are countless keys for everything from Divinely Presence Oceans, that will open for deputies, to show them something from the heavenly greatness of the Lord of Heavens. And beyond that, it will stop and there is only one for reaching the Divinely Presence and his position is just 100% different. He is only One. The Oneness of the Lord of all Creation is never accepting two; it is One to one.
May Allah forgive us and grant us something for understanding. And they are making such a speech that perhaps it is difficult to find in books, and every holy book has mentioned this, but to come to it is mushkil, a problem. They are coming up to the entrance and using different keys but not opening it. There are special keys for every heavenly treasure granted to the deputies and they may use it with an angel, not alone. They may use that key with an angel or two or three or seven or 70, and according to their powers comes the power for opening. We know nothing! We know nothing! Heavenly knowledge is never-ending and because the Last Day is approaching, they are granting it now to taste something about Ilaahiyaat, Divinity, and under it are heavenly levels to make them prepared for what they can never imagine. They are thinking that this Creation is such an accident. May Allah forgive us and give us such an understanding that we may reach to the levels of Heavens, that from there we may move, continue, continue, continue. The servant asks, هَلْ مِن مَّزِيدٍ   Hal min mazeed? "Is there any more?" (50:30) And angels respond, "Yes, go and taste, go and understand, and go and enjoy!"

May Allah forgive us for the honor of the Seal of Prophets, Sayyidina Muhammad (s)! (Mawlana Shaykh stands and sits.) We are asking for forgiveness and power to our souls for understanding. 

Fatihah.

If you are not coming here, for what are you making me to speak?

(39 minutes.)

(Mawlana Shaykh prays two raka`ats Salaat ash-Shukr.)



Tuesday, August 10, 2010

Kisah sukses Steve Jobs (Steven Paul Jobs)



Adakah kiranya diantara kita yang belum mengenal sosok Steve Jobs dewasa ini? Sebagian mungkin mengenal, entah sebagian yang lain. Mungkin kenal, mungkin tidak. Siapa sebenarnya orang ini sampai patut untuk kita ketahui? Ah, pasti akan lebih mudah kalau kita sebut saja tiga perusahaan ini. Apple Inc. (pereka cipta Komputer Apple dan generasi iPod), NeXT (perusahaan perangkat teknologi tinggi), dan Pixar Animation Studio (studio animasi). Sedikit lebih jelas sekarang. Ketiganya, paling tidak sudah menjadi pengakuan siapa Steve Jobs. Ia yang akan kita bicarakan adalah sosok dibalik kisah sukses ketiga industri raksasa tersebut. Namun yang mengukuhkannya bukan itu semua. Melainkan perjalanan hidup Jobs dari nol. Maka akan kita awali perjalanan kita lewat kalimat pembuka Jobs dalam sebuah ceramah singkatnya yang luar biasa. Itu tentang hidupnya.

"Saya merasa sangat bangga berada di tengah kalian saat ini, yang akan segera lululs dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya, tidak pernah selesai kuliah."


Kisah Pertama : Menghubungkan titik – titik

Jobs keluar dari Reed College setelah semester pertama ia kuliah, meskipun ia masih berkutat di sana sampai kira-kira satu tahun sebelum ia benar-benar berhenti kuliah. Mengapa Jobs sampai DO? Kisahnya berawal sebelum ia dilahirkan.

Ibu Jobs (Joanne Simpson) mengandung Jobs –saat masih mahasiswi- karena sebuah "kecelakaan". Ibu Jobs memberikannya pada seseorang intuk kemuudian di adopsi. Mulanya ia bertekad agar Jobs di adopsi oleh keluarga sarjana. Dan ketika itu Jobs telah akan diadopsi oleh keluarga pengacara, sampai akhirnya ketika Jobs lahir, mendadak mereka menginginkan anak perempuan. Jobs batal di adopsi. Ibunya lalu mencari orang tua lain untuk mengadopsi Jobs. Namun akhirnya ia di adopsi oleh orangtuanya sekarang yang berasal dari Mountain View. Awalnya Ibu kandung Jobs menolak, karena ternyata ibu angkat Jobs tidak selesai kuliah dan bahkan ayahnya tidak pernah lulus SMA. Mereka bernama Paul dan Clara Jobs –Steven Paul Jobs yang terlahir di Fransisco, California, Amerika Serikat tanggal 24 Februari ini mendapatkan namanya dari mereka. Ibu kandung Jobs -setelah sekian- lama akhirnya luluh juga setelah orang tua Jobs berjanji akan menyekolahkan Jobs sampai perguruan tinggi.
Dan 17 tahun kemudian Jobs benar-benar kuliah, di Reed College, yang malangnya hampir sama mahalnya dengan Standford saat itu.

Orangtua Jobs –yang hanya pegawai rendahan- telah menghabiskan seluruh tabungan mereka untuk membiayai kuliah Jobs. Setelah enam bulan ia sendiri tidak melihat manfaat kuliahnya. Sama sekali. Ia merasa telah menghabiskan seluruh tabungan hidup orangtuanya dan ia tidak tahu bagaimana kuliah membantunya menemukan jalan hidupnya. Ia pun memutuskan berhenti kuliah, berharap itu yang terbaik. Ia berhenti mengikuti kelas wajib yang tidak ia minati dan beralih mengikuti kuliah yang ia sukai.

Masa-masa itu tidak selamanya menyenangkan. Ia harus tidur menumpang di lantai kamar kos teman-temannya karena ia tidak memiliki kamar kos. Ia mengembalikan botol Coca-cola untuk membeli makan dan berjalan 7 mil melintasi kota setiap minggu malam demi makan gratis di biara. Selama masa itu, Jobs mengalami banyak pengalaman berharga.

Reed College saat itu adalah universitas terbaik di Amerika Serikat dalam hal kaligrafi. Karena Jobs telah menyandang status DO dan tidak lagi wajib mengikuti kuliah wajib, ia memutuskan mengambil kelas kaligrafi. Kemudian ia terkesan dengan apa yang ia pelajari disana, tentang sains dan cita rasa seni yang berbaur dalam kombinasi huruf. Ia terpana.
Tak ada manfaat yang ia rasakan saat itu sampai sepuluh tahun kemudian ketika ia dan timnya mendesain komputer Macintosh pertama, ia baru merasakan apa yang ia pelajari sangat bermanfaat. Mac menjadi komputer pertama di dunia dengan beragam jenis huruf yang sangat cantik dengan tipografi lengkap. Seandainya ia tidak pernah DO, ia tidak akan bertemu kelas kaligrafi dan Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak jenis huruf seperti sekarang. Kemudian Windows menjiplak Mac.

Kita tidak akan dapat merangkai titik-titik dengan melihat ke depan melainkan dengan merenung ke belakang.

"Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimanapun akan terangkai di masa mendatang."


Kisah Kedua : Cinta dan Kehilangan



Jobs bagaimana pun adalah pemuda yang sangat beruntung karena ia tahu apa yang ia sukai sejak masih muda. Ia dan Woz (Steve Woz) mengawali Apple dari garasi orangtuanya ketika ia berusia 20 tahun. Berkat kerja keras mereka, Apple yang hanya berawal dari dua orang kini menjadi perusahaan dengan 4000 karyawan dengan aset $ 2 milyar hanya dalam waktu 10 tahun. Ia menjadi CEO Apple Inc. Ketika ia berusia 30 tahun, satu tahun setelah Apple mengeluarkan Macintosh, ia dipecat. Ya, dipecat. Jobs, CEO Apple Inc. itu bukan mengundurkan diri, melainkan dipecat. Bagamana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan sendiri? Itulah yang terjadi.

Awalnya mereka –Jobs dan Apple- merekrut seseorang yang mereka anggap berkompeten untuk ikut bersama mereka menjalankan perusahaan. Namun di tengah jalan ia dan Jobs berbeda visi dan tidak dapat lagi diselaraskan. Komisariat perusahaan setuju mengeluarkannya. Jadilah Jobs dipecat dari Apple. Semua tujuan dan harapannya serta merta hancur berantakan. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merasa telah mengecewakan banyak orang dan hamper-hampir ia berpikir untuk meninggalkan kediamannya di Silicon Valley. Namun perlahan semangatnya kembali. Sedikit demi sedikit "Apa yang terjadi di Apple sedikitpun tidak mengubah saya." Jobs tetap menyukai pekerjaanya. "Saya ditolak tetapi saya tetap cinta. Maka saya putuskan untuk mulai lagi dari awal." Kejadian itu mengantarkannya pada sebuah masa. Periode paling kreatif dalam hidupnya. Lima tahun kemudian ia bangkit, ia mulai mendirinkan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar dan pada waktu yang sama ia jatuh cinta pada seorang wanita istimewa yang kini menjadi istrinya. Pixar kemudian menjadi perusahaan pembuat film animasi komputer pertama , Toy Story, dan kini menjadi studio animasi paling sukses di dunia. Tak lama kemudian Apple membeli NeXT dan Jobs kembali ke Apple. NeXT kemudian menjadi teknologi paling berperan dalam kebangkitan Apple.

Ia yakin bahwa kejadian menekjubkan yang ia alami tidak akan terjadi jika ia tidak dipecat dari Apple dan berhenti di tengah jalan.
"Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadang kehidupan melemparkan batu ke kepala Anda. Jangan hilang kepercayaan."

Dalam hidupnya, Jobs meyakini bahwa kepuasan bukan untuk kepuasan itu sendiri. Kepuasan sejati diraih hanya ketika kita melakukan apa yang kita sukai dan membuatnya bermanfaat bagi lingkungan dimana kita berada. Kesuksesan akan membuat Anda terlihat hebat. Namun Anda bias menjadi hebat manakala Anda melakukan apa yang Anda cintai. "Teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti."


Kisah Ketiga : Tentang kematian

Suatu ketika, Jobs yang berumur 17 tahun membaca sebuah ungkapan Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar. Ungkapan itu sangat membekas dalam dirinya. Dan selama 33 tahun terakhir semenjak itu, setiap pagi ia selalu bercermin, menatap wajahnya sendiri dan mulai mempertanyakan kepada dirinya sendiri. Jika hari itu hari terakhir ia hidup, akankah hidupnya hari itu akan sama seperti sebelumnya? Beruntunglah karena ia selalu memiliki jawaban "tidak". Dan ia tahu sejak itu ia harus berubah. Ia tahu bahwa apapun bertekuk lutut di sini dan segalanya menjadi tidak bernilai dihadapan kematian. Jobs divonis mengidap kanker pankreas. Ia sendiri tidak tahu apa itu pankreas dan tiba-tiba hidupnya divonis tidak lebih dari 3-6 bulan. Naas.

Dokter menyarankan Jobs pulang dan membereskan segalanya. Ia paham maksudnya adalah agar ia bersiap untuk mati. Ia kemudian menjalani hidupnya dengan diagnosis itu. Ia berjalan menuju kematian. Dan tidak terbersit keputusaan apapun saat ia mengetahuinya. Ia hanya menjalaninya. Suatu ketika dokter memasukkan jarum ke dalam pankreasnya dan mengambil contoh sel kankernya. Ternyata itu kanker pankreas yang langka dan bisa diatasi dengan operasi. Kejadian itu adalah kejadian paling dekat antara ia dengan kematian. Jobs bersyukur pernah mengalaminya.
"Kematian membuat hidup Anda berputar."
"Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hidup Anda dengan menjalani hidup orang lain."
"Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengarkan kata hati Anda."


Steve Jobs mengajari kita bahwa hidup adalah kenyataan yang harus kita jalani; kemarin, hari ini atau esok hari. Apapun ; nikmatilah dan bersyukurlah. "Jangan hilang kepercayaan." Kedua, bahwa buruk di awal tidaklah membawa akhir yang selalu sama. Jangan patah semangat. Dalam banyak hal, kegigihan melahirkan kepercayaan diri dan kerja keras berperan lebih besar dalam kesuksesan dan melahirkan hal-hal besar ketimbang mengandalkan titel dari bangku pendidikan. Tidak terkecuali Steve Jobs, CEO Apple Inc. yang tidak pernah selesai kuliah itu. Ia besar karena kegigihannya.
"Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hidup Anda dengan menjalani hidup orang lain."
"Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengarkan kata hati Anda."
"Jadi teruslah mancari sampai ketemu. Jangan berhenti."


Bagi saya, Steve Jobs adalah motivator hidup. Sya belajar menjadi pekerja keras dan menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah khususnya dalam meraih cita-cita. Orangtua saya adalah sosok sederhana dengan kemampuan ekonomi sangat pas-pasan. Namun demikian, orangtua saya -meskipun pontang panting- mendukung sepenuhnya saya untuk dapat bersekolah di sekolah terbaik di daerah saya. Oleh karenanya saya menghabiskan waktu saya pergi bersekolah yang berjarak 6 km dengan bersepeda. Selama 6 tahun. Alhamdulillah saya menyukai bersepeda dan saya menikmatinya. Saya kagum dengan Jobs saat pertama kali berkenalan dengannya lewat sebuah buku. Sejak itu saya menjadi lebih percaya diri dan mulai terinspirasi karena orang yang "tidak memiliki" dan "tidak berpendidikan" seperti Jobs pun bisa menjadi besar berkat kegigihan, dan saya yakin saya adalah orang yang selanjutnya.

Dari Jobs, saya belajar, bahwa mimpi dan cita-cita bukan hanya untuk di tulis, diucapkan atau sekedar di angankan, tetapi untuk dikerjakan mulai saat ini dan dengan penuh ketekunan. Dan saat ini saya tengah menjemput cita-cita saya di Teknik Penerbangan untuk menjadi seorang desainer pesawat. Steve Jobs bisa, saya pun bisa.

Disarikan dari:
1. Ceramah Steve Jobs. (diterjemahkan oleh Dewi Sri Takarini)
2. kolom-biografi.blogspot.com
3. yahui.net

Wednesday, August 04, 2010

16 Kekeliruan Umum Selama Ramadhan

-

السلام عليكم ورحمته الله وبركا تها
semoga bermanfaat
wass....zainal

16 Kekeliruan Umum Selama Ramadhan


Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang kini 'menyapa' kita, di bawah ini kami sarikan 16 kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan

Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun batin. "Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka". (HR. Ibnu Majah & Nasa'i)

Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya terasa ada saja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga poin-poin kesalahan yang acap kali masih terulang dan menghinggapi sebagian besar umat ini dapat memberi kita arahan dan panduan agar puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.

1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci Ramadhan

Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang cenderung menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadhan.

Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental loyo & malas dan tidak berlindung di balik kata "Aku sedang puasa".

2. Berpuasa tapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu

Ini penyakit yang --diakui atau tidak-- menghinggapi sebagian umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat "Muslim" dari dirinya.

3. Berlebih-lebihan dan boros dalam menyiapkan dan menyantap hidangan berbuka serta sahur

Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak kunjung dewasa dalam menyikapi puasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh kali mereka melakoni bulan puasa tetapi tetap saja paradigma mereka tentang ibadah puasa tak kunjung berubah. Dalam benak mereka, saat berbuka adalah saat "balas dendam" atas segala keterkekangan yang melilit mereka sepanjang + 12 jam sebelumnya, tingkah mereka tak ubahnya anak berusia 8-10 tahun yang baru belajar puasa kemarin sore.

4. Berpuasa tapi juga melakukan ma'siat

Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam, ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luar Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal di luar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari.

Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yang haram, jelas lebih dilarang.

Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita menahan pandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas kontrol, dsb.

"Barang siapa yang belum mampu meninggalkan perkataan dosa (dusta, ghibah, namimah dll.) dan perbuatan dosa, maka Allah tak membutuhkan puasanya (pahala puasanya tertolak).

5. Sibuk makan sahur sehingga melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka sehingga melupakan shalat maghrib

Para pelaku poin ini biasanya derivasi dari pelaku poin 3, mengapa ? Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebih dari ; "Agar badan saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harus makan banyak, minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo". Kecenderungan terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).

6. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)

Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial (setengah-setengah), tidak utuh.

6. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan

Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul yang berbunyi "Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah" Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian -besar- umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan.

Lebih tepat bila hadits diatas difahami dengan; Aktifitas tidur ditengah puasa yang berpahala ibadah adalah bila ;

Tidur proporsional tersebut adalah akibat dari letih dan payahnya fisik kita setelah beraktifitas; Mencari rezeki yang halal, beribadah secara khusyu' dsb.

Tidur proporsional tersebut diniatkan untuk persiapan qiyamullail (menghidupkan saat malam hari dengan ibadah)

Tidur itu diniatkan untuk menghindari aktifitas yang –bila tidak tidur- dikhawatirkan akan melanggar rambu-rambu ibadah Ramadhan, semisal ghibah (menggunjing), menonton acara-acara yang tidak bermanfaat, jalan-jalan untuk cuci mata dsb.

Pemahaman hadits diatas nyaris sama dengan pemahaman hadits yang menyatakan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada minyak misk (wangi) disisi Allah, bila difahami selintas maka akan menghasilkan pengamalan hadits yang tidak proporsional, seseorang akan meninggalkan aktifitas gosok gigi dan kebersihan mulutnya sepanjang 29 hari karena ingin tercium bau wangi dari mulutnya, faktanya bau mulut orang yang berpuasa tetap saja akan tercium kurang sedap karena faktor-faktor alamiyah, adapun bau harum tersebut adalah benar adanya secara maknawi tetapi bukan secara lahiriyah, secara fiqh pun, bersiwak atau gosok gigi saat puasa adalah mubah (diperbolehkan)

7. Meninggalkan shalat tarwih tanpa udzur/halangan

Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadhan minus shalat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.

8. Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama'ah tanpa udzur/halangan ( terutama untuk laki-laki muslim )

Hukum shalat fardhu secara berjama'ah di masjid di kalangan para fuqaha' adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu 'ain, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama'ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.

9. Bersemangat dan sibuk beribadah sunnah selama Ramadhan tetapi setelah Ramadhan berlalu, shalat fardhu lima waktu masih tetap saja dilalaikan

Ini pun contoh dari orang yang tertipu dengan Ramadhan, hanya sedikit lebih berat dibanding poin-poin diatas. Karena mereka Hanya beribadah di bulan Ramadhan, itupun yang sunnah-sunnah saja, semisal shalat tarawih, dan setelah Ramadhan berlalu, berlalu pula ibadah shalat fardhunya.

10. Semakin jarang membaca Al Qur'an dan maknanya

11. Semakin jarang bershadaqah

12. Tidak termotivasi untuk banyak berbuat kebajikan

13. Tidak memiliki keinginan di hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar


Poin nomor 8, 10, 11, 12 dan 13 secara umum, adalah indikasi-indikasi kecilnya ilmu, minat dan apresiasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap bulan Ramadhan, karena semakin besar perhatian dan apresiasi seseorang kepada Ramadhan, maka sebesar itu pula ibadah yang dijalankannya selama Ramadhan.

14. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)

15. Lebih menyibukkan diri dengan belanja baju baru, camilan & masak-memasak untuk keperluan hari raya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

16. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa


Mereka lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan apakah puasanya pada tahun ini diterima oleh Allah Ta'aala atau tidak Orang-orang yang biasanya mengalami poin-poin nomor 14, 15 dan 16 adalah orang-orang yang tertipu oleh "fatamorgana Ramadhan", betapa tidak ? Pada hari-hari puncak Ramadhan, mereka malah menyibukkan diri mereka dan keluarganya dengan belanja ini-itu, substansi puasa yang bermakna menahan diri, justru membongkar jati diri mereka yang sebenarnya, pribadi-pribadi "produk Ramadhan" yang nampak begitu konsumtif, memborong apa saja yang mereka mampu beli. Tak terasa ratusan ribu hingga jutaan rupiah mengalir begitu saja, padahal di luar Ramadhan, belum tentu mereka lakukan. Semoga sentilan yang menyatakan bahwa orang Islam tidak konsisten dengan agamanya, karena di bulan Ramadhan yang seharusnya bersemangat menahan diri dan berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung boros, dapat menggugah kita dari "fatamorgana Ramadhan".

Semoga Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu menghindari kesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas umat ini, amin. Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas Rasul, insya Allah kita mampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita, wallaahu a'lam bis shawaab.